Presiden Joko Widodo (kiri atas) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan atas) sebelum memimpin sidang kabinet paripurna pasca perombakan Kabinet Kerja Jilid II di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7). Sidang Kabinet Paripurna tersebut membahas soal Pagu Anggaran dan RAPBN tahun 2017 serta isu-isu strategis lainnya seperti terorisme, penculikan WNI di Filipina dan pemberantasan narkoba. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono menilai kabinet yang baru saja dirombak oleh Presiden Joko Widodo memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan di berbagai sektor.

Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (29/7), Bambang mengatakan masalah yang terjadi di berbagai sektor harus segera ditangani.

Banyak posisi menteri yang mendapat kritik tajam politisi Gerindra ini. Menpora, Menkes, Mentan, dan Menteri BUMN mestinya masuk dalam jajaran menteri yang di-reshuffle.

“Saya masih pesimis dengan perubahan kabinet kali ini. Di bidang ekonomi, tidak pernah ada evaluasi terhadap situasi ekonomi. Contoh, 12 paket kebijakan ekonomi tidak berdampak signifikan. Ini mengakibatkan ekonomi kita melambat,” tegas Bambang.

Pemerintah, katanya, harus lebih fokus pada pembenahan sektor pangan dan ekonomi. Dua sektor ini masih menjadi sumber kegaduhan. Yang juga perlu pembenahan mendesak adalah pembangunan karakter manusia Indonesia. Rasa kebangsaan kerap terkikis. Pemberdayaan SDM handal terlupakan sehingga menjadi pekerjaan rumah yang juga harus diselesaikan.

Sektor hukum dan pertahanan keamanan juga masih mendapat nilai minus di mata Bambang. Penegakan hukum masih sangat lemah. Dan kasus penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina, bukti anak bangsa tak cukup mendapat perlindungan.

Ia berharap kabinet yang baru saja mengalami perubahan tersebut bisa segera bekerja dan membenahi masalah-masalah yang ada.

 

(ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara