Jakarta, Aktual.com – Meski proses Akuisisi Tambang Newmont Nusa Tenggara oleh PT Medco Energi Internasional telah berlangsung, namun duka dan kekecewaan publik tertancap di lubuk hati. Pasalnya, skenario yang dimainkan mengancam eksistensi Bank BUMN.
Masyarakat menilai Bank BUMN diperalat oleh Medco sebagai sarana sekaligus jaminan pinjaman dana ke China Development Bank (CDB) dengan konsekuensi mengancam ekonomi nasional, Sedangkan uang tersebut digunakan Medco untuk mengakuisisi saham Newmont.
“Gila ya Pemerintah saat ini, kok Bank BUMN dipaksa utang ke Cina untuk membiayai perusahaan swasta milik Arifin Panigoro beli saham Newmont,” kata Ketua Pusat Kajian Ekonomi Politik UBK, Salamuddin Daeng. Sabtu (30/7)
Lebih lanjut Daeng merasa janggal dengan skema pendanaan yang terjadi. Dia merasa heran dan melihat Bank BUMN dijadikan perisai jika terjadi kendala dalam utang piutang. Dalam artian lain Bank BUMN diposisikan sebagai korban demi melindungi Medco apabila mengalami kredit macet dan kendala lainnya.
“Pertanyaannya mengapa bukan perusahaan swasta yang disuruh utang sendiri, mengapa BUMN dijadikan tumbal? Ini adalah kejahatan kekuasaan yang nyata!” Tegasnya.
Sebagaimana diketahui perusahaan minyak dan gas Indonesia Medco Energi Internasional dan mitra lokal mengakuisisi 82% kontrol tambang dengan kesepakatan USD 2,6 miliar.
Realisasi ini karena Medco berhasil membujuk tiga bank BUMN – Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia untuk mendukungnya dari aspek pendanaan.(Dadang Sah)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid