Jakarta, Aktual.com – Pengusutan peristiwa kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara, tak semata menyangkut urusan hukum. Dalam penelusuran kasusnya, Kepolisian juga dituntut melakukan pendekatan emosional kepada masyarakat sekitar.

“Yang perlu dikedepankan bagaimana mengembangkan pedekatan ke masyarakat dari hati ke hati. Agar peristiawa itu tak menjadi bara api yang terpendam,” kata anggota Komisi III DPR RI, Asrul Sani, saat dihubungi, Minggu (31/7).

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP, pihak Kepolisian juga harus mengemas pengusutan kasus kerusuhan ini secara persuasif.

“Tidak mengedepankan upaya-upaya paksa, yang dapat menimbulkan masalah baru,” papar.

Seperti diketahui, pada Jumat (29/7) malam terjadi kerusuhan di sejumlah tempat di pusat kota Tanjung Balai. Bentrokan dipicu karena adanya keluhan dari salah seorang warga yang merasa terganggu akibat pengeras suara masjid.

Awalnya, keluhan wanita ini coba diselesaikan oleh kepala lingkungan di sana. Namun, karena tidak mencapai kesepakatan, akhirnya masalah ini dibawa ke ranah hukum.

Suasana pun akhirnya pecah sekitar pukul 00.45, Sabtu (30/7). Dimana sekumpulan massa bergerak dan melakukan pengrusakan beberapa tempat ibadah.

Pihak Kepolisian sendiri menyebut bahwa kerusuhan ini terjadi lantaran ketidaksinkronan informasi yang diterima masyarakat.

 

Laporan: Zhacky

Artikel ini ditulis oleh: