Jakarta, Aktual.com – Upaya pemerintahan Jokowi-JK untuk mengatasi perlambatan ekonomi selama dua tahun jalannya kepemimpinan, tidak membuahkan hasil yang baik. Kendati 12 paket kebijakan telah diluncurkan, namun tidak banyak membantu kinerja pemerintah untuk mengatasi ancaman instabilitas ekonomi.

Sebagai evaluasi, Institute for Development of Economic and Finance (INDEF)enyatakan bahwa, dari 12 paket ekonomi yang digulirkan, ternyata tidak sepenuhnya dirasakan oleh par pelaku usaha di Daerah.

“Paket kebijakan ekonomi di Daerah kurang terasa dampaknya. Perizinan masih sulit. Jadi belum menyasar aspek bawah,” tutur Peneliti INDEF, Imaduddin Abdullah dalam diskusi evaluasi ekonomi pemerintah di Jakarta, Senin (1/8).

Secara kasat mata imbuhnya, tolok ukur keberhasilan kebijakan ekonomi sangat mudah untuk diidentifikasi, dari tingkat pertumbuhan ekonomi tidak mencapai 5 persen, membuktikan secara paralel atas kegagalan 12 paket kebijakan ekonomi.

Dia juga mengamati para pelaku usaha kurang merespon paket kebijakan, sehingga tidak banyak industri yang membutuhkan tenaga kerja. Jadi dia berkesimpulan paket kebijakan ekonomi tidak mempunyai arah yang jelas dan tidak ngefek pada perbaikan ekonomi.

“Kegagalan paket kebijakan terlihat dari Pertumbuhan tidak mencapai 5 persen. Program ini tidak mendapat respon pelaku usaha, terbukti serapan tenaga angka kerja tidak memgalami pertumbuhan,” pungkasnya. (Dadang Sah)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid