Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius mengikuti pengucapan sumpah jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dipimpin Presiden Joko Widodo saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7). Komjen Pol Suhardi Alius menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang kini menjabat Kepala Kepolisian RI. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme melakukan pendekatan kepada para terpidana kejahatan teror sebagai upaya deradikalisasi.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan upaya deradikalisasi harus dilakukan secara intensif supaya dapat mengubah pola pikir anggota kelompok radikal.

“Ideologi kan tidak mudah mengubahnya, oleh karena itu ada sosialisasi, kita sentuh dia atau yang bisa bicara itu adalah orang-orang yang punya potensi,” kata Suhardi, di Jakarta, Senin (1/8).

Upaya pendekatan tersebut dilakukan dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan dan tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap teroris.

“Kita akan melibatkan para alim ulama. Saya sudah beraudiensi dengan ketua PBNU, kemarin di Jogja dengan Muhammadiyah, dengan Buya Syafii, dan besok rencananya dengan Komnas HAM dan MUI. Saya minta semua itu dirangkul dan merumuskan metode mana yang baik untuk mengelola (deradikalisasi) ini,” jelasnya.

Keterlibatan para alim ulama dan tokoh masyarakat tersebut dimaksudkan untuk memberikan pencerahan agama yang tidak radikal.

“Ini penting, bahwa penindakan tetap berjalan tetapi bagaimana supaya pencerahan itu juga dilakukan. Karena pencerahan itu tidak bisa dilakukan oleh BNPT, mana mungkin Kepala BNPT diminta memberikan dalil-dalil agama, itu bukan porsi kami,” ujarnya.

Dengan penekanan upaya pencegahan dan deradikalisasi, diharapkan tindak kejahatan terorisme dapat diminimalisir.

Artikel ini ditulis oleh: