Jambi, Aktual.com – Komisi VI DPR RI mempertanyakan ke Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II terkait masterplan pembangunan pelabuhan Talang Duku Jambi yang dinilai Pelindo kurang refresentatif.

“Ini Pelindo II sebelum membangun pelabuhan sudah matang belum kajiannya. Jangan sembarang tinggal saja,” kata salah satu anggota rombongan Komisi VI, Bowo Sidik Pangarso saat kunjungan Komisi VI ke Jambi, Senin (1/8).

Menurut Bowo, seharusnya Pelindo II sebelum membangun pelabuhan melakukan kajian yang matang. Apalagi pembangunan tersebut menghabiskan uang negara yang tidak sedikit.

“Sekarang masyarakat di sana saya dengar sudah mulai resah dengan rencana dialihkannya Pelabuhan Talang Duku ke Pelabuhan Muara Sabak. Banyak yang perlu dipertimbangkan, tidak sedikit lo uang negara yang dihabiskan untuk membangun pelabuhan itu,” kata Bowo.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini memandang bahwa statemen Direktur Operasi Pelindo II yang menyebut Pelabuhan Talang Duku tidak representatif secara kepelabuhan, menandakan bahwa pelabuhan itu sebelumnya dibangun tanpa perencanaan yang matang.

Dalam diskusi antara Komisi VI dan Pemprov Jambi, Direktur Operasi & Sistem Informasi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II/ IPC, Prasetyadi dihadapan rombongan Komisi VI yang diketuai Farid Al Fauzi serta dihadiri Gubernur Jambi Zumi Zola, menyampaikan bahwa salah satu alasan dilanjutkannya pembangunan Pelabuhan Muara Sabak di kabupaten Tanjung Jabung Timur itu karena Pelabuhan Talang Duku di Kabupaten Muarojambi secara kepelabuhan dinilai sudah tidak layak.

“Kalau musim kemarau, kedalamannya hanya 4-5 meter. Pergerakan kapal tidak terlalu jauh. Kargo yang seharusnya lewat Jambi justru memilih Sumatera Selatan dan Sumatera Barat,” kata Prasetyadi.

Sebab itu pihaknya mendoronng pembangunan Pelabuhan Muara Sabak yang juga menjadi keingginan gubernur Jambi.

Sementara itu, dikesempatan yang sama, Gubernur Jambi Zumi Zola juga menyampaikan alasan Pemprov Jambi mendorong Pelindo II melanjutkan pembangunan pelabuhan Muara Sabak tersebut.

“Dilihat dari lokasi, akses Pelabuhan Muara Sabak hanya berjarak lebih kurang 11 mil dari laut. Sementara Talang Duku, berjarak lebih kurang 90 mil,” kata Zola.

Selain pertimbangan itu, katanya pendangkalan bantaran sungai Batanghari ketika musim kemarau juga dinilai berpengaruh negatif terhadap lalu lintas pelayaran bongkar muat barang di Pelabuhan Talang Duku. Baik itu ekspor maupun impor di Provinsi Jambi.

“Banyak produk kita yang keluar dari Provinsi lain, karena kondisi pelabuhan kita yang saat ini,” kata Zola.

Sebab itu Zola meminta Komisi VI untuk ikut membantu memperjuangkan pembangunan Pelabuhan Muara Sabak itu ditingkat pusat.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan