Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, mengatakan, posisi PDI Perjuangan di DKI Jakarta mempunyai peran strategis dalam Pilgub Jakarta 2017. Dengan 28 kursi di DPRD DKI, menjadikan PDIP sebagai partai dengan kekuatan politik paling besar.
PDIP DKI Jakarta tercatat sebagai satu-satunya partai yang bisa mencalonkan pasangan calon dalam Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar Februari 2017 mendatang. PDIP bisa mencalonkan tanpa harus menunggu koalisi dengan partai lain.
Atas dasar itu pula, Jajat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/8), menilai keputusan PDIP saat ini sangat dinantikan publik. Namun ia mengingatkan agar keputusan PDIP nantinya tidak ‘keblinger’. Terutama jika tidak mengusung calon dari kalangan internal/kader banteng moncong putih.
“Saya kira rasanya keblinger dengan modal kekuatan politik yang begitu besar seandainya PDIP tidak mencalonkan sendiri kadernya untuk maju dalam pilkada menjadi DKI 1,” ucapnya.
Ditambahkan Jajat, publik selama ini sudah mengetahui salah satu syarat menjadi calon kepala daerah dari PDIP adalah dengan kader banteng dan mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan. Apabila konsisten pada syarat tersebut, maka PDIP sudah seharusnya tidak akan mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Jika PDIP konsisten pada statement yang sudah dikeluarkan, maka ada kemungkinan PDIP tidak akan mendukung calon petahana dalam pilkada DKI Jakarta,” jelas dia.
Di tingkat nasional, PDIP sebagai partai pemenang pemilu tentu mempunyai banyak kader kepala daerah yang sudah teruji. PDIP diyakini Jajat tidak akan kehabisan stok untuk mengusung calonnya sendiri dalam Pilkada DKI Jakarta.
“Segala kemungkinan dalam politik bisa saja terjadi, sebaliknya publik akan menilai bagaimana konsistensinya sebuah partai dalam menyongsong Pileg 2019 yang akan datang,” pungkas Jajat mengingatkan.
Laporan: Sumitro
Artikel ini ditulis oleh: