Jakarta, Aktual.com – Mayat 120 migran, yang diduga berupaya menyeberang Laut Tengah ke Italia, ditemukan terdampar di sejumlah daerah garis pantai Libya dalam 10 hari terakhir, demikian Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan pada Selasa.
“Kami mendapatkan informasi ini dari pemerintahan Libya,” kata juru bicara IOM, Joel Millman. Mayat-mayat itu ditemukan di dekat Sabratha dan bukan merupakan penumpang dari kapal-kapal yang diketahui telah tenggelam di Laut Tengah.
Para migran, yang sebagian besar berasal dari negara-negara Afrika, sering kali menggadaikan nyawa dengan menumpangi kapal yang tidak layak untuk menyeberangi laut dari Libya ke Italia. Mereka pada umumnya ingin menetap di Eropa.
Sepanjang Jumat sampai Senin, hampir 8.000 orang telah diselamatkan saat berupaya menyeberang jalur tengah Mediterania, kata Millman.
Jalur tengah di Laut Tengah adalah jalur yang lebih panjang dan lebih berbahaya dibanding jalur antara Turki dan Yunani–yang telah ditutup sejak tercapainya kesepakatan antara Uni Eropa dan Yutki pada Maret lalu.
Meski telah ditutup, sebanyak 174 migran berhasil lolos menyeberangi Laut Tengah ke Yunani sepanjang akhir pekan lalu, demikian keterangan IOM.
Sepanjang tahun sampai dengan 27 Juli, lebih dari 257.000 migran dan pengungsi telah memasuki Eropa melalui laut. Untuk ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir, setidaknya 3.000 orang tewas dalam perjalanan tersebut.
Jalur di Laut Tengah merupakan rute migran yang paling berbahaya dengan menyumbang dua per tiga dari 4.027 total kasus kematian migran dan pengungsi di seluruh dunia.
Angka tersebut merupakan kenaikan sebesar 35 persen dari total kematian migran dan pengungsi sepanjang tujuh bulan pertama tahun 2015.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Nebby