Jakarta, Aktual.com – Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar menyebut Presiden Joko Widodo dan Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo mengacuhkan cerita terpidana mati Freddy Budiman yang mengaku dijadikan ATM oleh aparat penegak hukum.
Sikap ini Haris ketahui melalui Staf Khusus Jokow bidang Komunikasi, Johan Budi dalam sebuah kesempatan melalui sambungan telepon.
“Kata Johan, (untuk eksekusi) JA bilang masih perlu lapor ke Presiden. (Johan cerita) disatu acara pada Kamis (28/7) lalu, dia melihat JA dan Presiden pada satu acara yang sama. Tapi Johan bilang, dia tidak melihat ada obrolan, tidak melihat Presiden dekat dengan JA,” papar Haris, di kantor KontraS, Rabu (3/8).
Menurutnya, Johan punya itikad untuk kembali membicarakan soal cerita Freddy ke Jokowi. Namun, hingga eksekusi dilakukan, Haris belum mendapat konfirmasi lagi dari Johan.
“Waktu itu (Johan telepon lagi) malam Kamis sekitar jam 19.00, akhirnya si Johan bilang saya akan ngomong lagi ke Presiden. Tapi saya tunggu sebentar gak respon lagi,” jelasnya.
Sikap Presiden dan Jaksa Agung untuk merespon cerita Freddy ini memang menjadi suatu harapan bagi Haris. Sebab, dengan perintah keduanya, kebenaran cerita Freddy bisa terungkap.
Haris pun mengaku kecewa dengan sikap Jaksa Agung yang cenderung merahasiakan jadwal eksekusi mati jilid III ini.
“Jaksa Agung yang sekarang kalau saya bilang mengkhawatirkan. Informasi (eksekusi) dirahasiakan, tidak dialogis. Jadi menurut saya ya, saya sih patut kecewa,” pungkasnya
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby