Karyawan terminal car melakukan pengecekan mobil yang akan diekspor ke beberapa negara Asia di terminal car Pelindo, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (28/7/2015). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat volume ekspor mobil dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) nasional mengalami penurunan pasca melemahnya perekonomian Indonesia beberapa pekan terakhir. Namun perubahan volume tersebut diperkirakan tidak akan mengalami penurunan signifikan pada lima besar produsen otomotif dengan penjualan terbanyak, yakni Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, dan Honda. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Produsen mobil Jepang Toyota Motor Corp memangkas proyeksi setahun penuh untuk laba operasinya, memperkirakan akan jatuh 44 persen dari setahun lalu karena sangat terpukul oleh penguatan yen.

Produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar itu, sekarang memperkirakan laba operasinya akan datang pada 1,6 triliun yen (15,76 miliar dolar AS), dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,7 triliun yen.

Perkiraan baru didasarkan pada kurs yen yang dianggarkan 102 terhadap dolar AS dan 113 terhadap euro, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya masing-masing untuk 105 yen dan 120 yen.

Toyota memperkirakan bahwa pergerakan mata uang akan mempengaruhi laba operasinya setahun penuh sebesar 1,12 triliun yen dari tahun yang baru saja berakhir, dari perkiraan sebelumnya 935,0 miliar yen.

Produsen mobil itu mengatakan ia akan lebih agresif dalam memotong biaya tenaga kerja dan biaya lainnya untuk mengimbangi dampak mata uang yang lebih besar.

Untuk kuartal April-Juni, penguatan yen mendorong laba operasional turun 15 persen menjadi 642 miliar yen. Itu, namun demikian, mengalahkan rata-rata perkiraan 493,5 miliar yen dari 11 analis yang disurvei oleh Thomson Reuters.

Toyota mengatakan bahwa pada basis kendaraan, penjualan globalnya meningkat selama kuartal pertama karena penjualan yang lebih tinggi di Jepang, Eropa dan Asia, sementara penjualan turun di Amerika Utara dan kawasan lainnya.

Untuk setahun penuh, mereka mengharapkan untuk menjual lebih banyak kendaraan di wilayah-wilayah termasuk Amerika Utara, Eropa dan Asia dari perkiraan sebelumnya, sambil mempertahankan jumlah perkiraan penjualan ritel globalnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka