Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) berjalan bersama saat akan menggelar jumpa pers seusai rapat koordinasi penanganan reklamasi Pantai Utara Jakarta di Gedung Kemenko Maritim, Jakarta, Kamis (30/6). Rapat koordinasi memutuskan untuk membatalkan proyek reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta lantaran dinilai melanggar ketentuan karena membahayakan lingkungan hidup, lalu lintas laut, dan proyek vital. ANTARA FOTO/Teresia May/kye/16

Jakarta, Aktual.com-Dicopotnya Rizal Ramli dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya mengundang simpati kelompok masyarakat dari Danau Toba, Sumatera Utara. Mereka datang menemui Rizal di kantornya, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (5/8).

“Kedatangan kami ke sini untuk menyampaikan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Rizal Ramli. Karena jasa-jasa beliau, Danau Toba kembali dikenal secara luas oleh rakyat Indonesia dan dunia. Lebih daripada itu, karena jasa pak Rizal, pemerintah memberi perhatian besar terhadap pengembangan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata utama,” ujar Maraup Siahaan, Ketua Yayasan Masyarakat Cinta Danau Toba (MCDT), di Jakarta, Jumat (5/8).

Mereka juga menyampaikan empati dan penyesalan yang mendalam, atas dicopotnya pria yang dikenal gigih membela kepentingan rakyat kecil itu dari jajaran kabinet. Menurut mereka, tindakan Presiden Jokowi tersebut adalah suatu kesalahan besar yang sangat merugikan bangsa dan negara.

Maraup juga berharap, segala yang dilakukan Rizal Ramli terhadap Danau Toba dan sembilan destinasi utama prioritas lainnya, adalah bentuk komitmen pejabat negara. Artinya, kendati pria yang telah menjadi aktivis sejak mahasiswa itu tidak lagi menjadi Menko, pejabat penggantinya seharusnya tetap melanjutkan serta merealisasikan gagasan dan langkah nyata Rizal Ramli.

“Di tangan pak Rizal, Danau Toba bagaikan snow ball yang terus menggelinding dan semakin besar. Bapak telah membuat Danau Toba seperti gadis cantik yang banyak dilirik. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kami benar-benar berharap, walau sudah tidak di pemerintahan, bapak tetap memberikan masukan dan arahan bagi pengembangan Danau Toba ke depan,” papar Payaman Simanjutak, pengurus Yayasan.

Masyakarat Sumut menyadari, salah satu kendala utama pembangunan dan pengembangan Danau Toba adalah pencemaran yang teramat parah yang dilakukan sejumlah perusahaan. Di sana, mereka menebar banyak keramba ikan yang menimbulkan limbah dalam tingkat yang sangat tinggi.

“Pernyataan pak Rizal Ramli yang akan “mengepret” perusahaan-perusahaan pencemar Danau Toba telah menyentak kami. Tumbuh kesadaran dan keberanian kami untuk bertindak. Untuk itu, Yayasan telah membentuk tim advokat untuk menuntut mereka secara pidana. Terima kasih pak Rizal,” kata Paruhum Siahaan, Ketua Tim Litigasi Yayasan.

“Kami para pengacara muda sangat terinsipirasi terhadap keberanian dan ketegasan pak Rizal. Untuk itu, kami siap beracara melawan perusahaan-perusahaan yang telah mengotori Danau Toba. Mohon doa dan dukungan pak Rizal, ya,” ujar Saragih, pengacara muda yang tergabung dalam Tim Litigasi Yayasan.

Artikel ini ditulis oleh: