Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Rabu (25/5). Aktivitas Gunung Sinabung yang berstatus Awas (Level) IV semakin meningkat, ditandai dengan erupsi dan luncuran awan panas yang terjadi menyebabkan sejumlah desa tertutup debu vulkanik. ANTARA FOTO/Endro Lewa/im/foc/16.

Ternate, Aktual.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan, harga sembako akibat erupsi Gunung Gamalama sejak Rabu (3/8) mengalami fluktuatif.

“Memang, sejumlah kebutuhan hasil pertanian pangan, dari tujuh komoditas meliput 29 jenis hasil pertanian pangan yang dipantau Disprindag terdapata empat jenis yang mengalami fluktuasi harga dan komoditas tersebut di antaranya bawang merah, cabe rawit, tomat dan wortel,” kata Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kota Ternate, Charul Saleh Arif di Ternate, Sabtu (6/8).

Selain itu, dari 29 jenis hasil pertanian yang mengalami fluktuatif bawang merah dari Rp48.000 per kg, menjadi Rp50.000 per kg atau naik sebesar 4,17 persen, cabai rawit dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp25.000 per kg atau turun sebesar 37,50 persen, tomat dari Rp14 ribu per kg menjadi Rp20.000 per kg atau naik sebesar 42,86 persen, wortel dari Rp25 ribu per kg menjadi Rp20 ribu per kg atau turun sebesar 20,56 persen.

“Ketidakstabilan harga ini diakibatkan dalam sepekan ini tejadi cuaca buruk dan sejumlah pemasok pangan mengalami keterlambatan pemasokan sehingga terjadi ketidakstabilan harga,” katanya.

Chairul menambahkan, untuk komoditas pangan ini untuk harga tidak bisa menetap karena sektor ini tergantung dari pemasokan jika terdapat kelangkaan pada sektor pemasokan maka berpengaruh pada harga pangan, dalam satu hari bisa naik bisa juga turun, karena tergantung pemasokan.

“Jika permintaan pasar meningkat dan terjadi kelangkaan, maka otomatis harga akan melambung, karena para produsen yang mengambil barang dari luar juga sudah mengalami kenaikan harga dan pedagang menyesuaikan harga barang dari yang diperoleh dari luar yan mereka ambil,” kata Chairul.

Menurutnya, namun untuk saat ini meski kondisi cuaca buruk, namun pada sektor kebutuhan pangan masih bisa dikendalikan, karena dari 29 jenis hasil pertanian hanya terdapat empat jenis yang mengalami flutuatif harga, untuk kenaikan sendiri tidak terlalu tinggi dibandingkan minggu pertama kedua dan ketiga.

Artikel ini ditulis oleh: