Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris menilai trilateral yang dilakukan 3 negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina akan berakhir pada retorika saja. Hal tersebut menyusul adanya kesepakatan ketiga negara mengenai titik-titik rawan di kawasan yang kerap terjadi perompakan dan pembajakan.

“Sampai detik ini kesepakatan tersebut baru retorika belaka dan ajang foto-foto saja. Belum ada realisasi karena katanya terhambat hal-hal teknis,” kata Charles dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (7/8).

“Bahkan, saya mendapat informasi bahwa seorang WNI kembali menjadi korban penculikan oleh kelompok yang ditenggarai sebagai bagian dari Abu Sayyaf. Ini sudah tidak bisa ditolerir lagi,” tegas dia.

Politikus PDI Perjuangan itu menyarankan, agar ketiga negara yang telah bersepakat untuk segera melakukan patroli bersama, intelligence sharing, hingga bantuan darurat harus segera direalisasikan.

“Hal ini untuk mejaminan keamanan di kawasan terhadap ancaman terorisme, perompakan dan perampokan bersenjata. Pola-pola lain seperti model eyes in the sky (kerjasama Indonesia, Malaysia dan Singapura) di Selat Malaka yang berhasil menekan angka perompakan dalam beberapa tahun terakhir juga bisa ditiru,” tandas dia.

Sebelumnya diberitakan, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipin pada 5 Mei 2016 , di Gedung Agung, Yogyakarta.

Pertermuan itu merupakan inisiatif Indonesia dengan latar belakang semakin meningkatnya tantangan keamanan yang mengkhawatirkan di perairan antara ketiga negara tersebut. (Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid