Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR asal Fraksi Partai Golkar, Satya W. Yudha menyayangkan keinginan PT PLN (Persero) untuk mengakuisisi PT Pertamina Geothermal, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor panas bumi.

Langkah PLN ini, di mata Satya, sebagai kebijakan yang kurang tepat, mengingat fokus PLN saat ini adalah melistriki rakyat untuk menyukseskan program 35 ribu mega watt (MW). Bukan sibuk mengakuisisi perusahaan lain untuk bergerak di bisnis upstream.

“Core business dari PLN itu adalah untuk melistriki rakyat, bagaimana untuk membuat listrik itu terus menyala. Itu harusnya menjadi utama. Jangan ambisius untuk mengakuisisi bisnis di bidang upstream,” terang Satya kepada Aktual.com, di Jakarta, ditulis Senin (8/8).

Menurut Satya, langkah untuk mengakuisisi sektor upstrem, entah itu kepemilikam ladang minyak dan gas, atau geothermal (panas bumi) sebagai jaminan pasokan ke PLN agar tetap lancar, tetap tidak dibenarkan jika akan mengganggu bisnis utama PLN.

Pasalnya, bicara pasokan migas atau panas bumi masih bisa didapat dari sektor industri lain yang memang bergerak di bidang upstream.
“Seperti dari Pertamina atau PGN dan lainnya. Mereka bisa supply ke PLN. Jadi memang harus dibedakan oleh PLN, antara bisnis utama dan penunjang core business,” jelas dia.

Saat ini, kata Satya, tugas utama PLN adalab menyukseskan program listrik 35 ribu MW. Proyek ini adalah kebutuhan utama masyarakat yang merupakan proyeksi pertumbuhan ekonomi lima tahun mendatang. Sehingga jangan sampai terhambat.

“Janganlah PLN menyibukkan diri dengan persoalan akuisisi, sementara malah akan mengganggu tugas utamanya untuk membangun proyek 35 ribu MW bersama pihak swasta. Apalagi memang sejauh ini masih banyak masalah yang menghambat,” cetus Satya.

Pengamat energi dari Energy Watch, Ferdinand Hutahaen juga melihat langkah PLN untuk akuisisi Pertamina Geotnermal kurang tepat.
“Apalagi kondisi PLN saat ini tidak sehat yang akan mengakuisisi perusahaan yang sehat, jangan-jangan aset Pertamina Geothermal hanya akan dijadikan utangan baru bagi PLN,” tegas Ferdinand. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka