Jakarta, Aktual.com – Direktur Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro meminta Kementerian ESDM mencari jalan solusi, guna mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seiring adanya pemangkasan anggaran yang melanda Dirjen EBTKE.
Walaupun dia memaklumi adanya pemangkasan anggaran di tengah bayang-bayang defisit keungan negara, namun bukan berarti keseriusan untuk mendorong EBT menjadi terhambat denga situasi saat ini.
“Saya kira harus ada insentif secara regulasi dan kepastian usaha, jika pemerintah bisa memberikan dua paket itu saya kira sudah cukup” kata Komaidi, Senin (8/8).
Kemudian dengan kehadiran menteri baru di ESDM yang berlatar belakang profesional dalam hal migas, Komaidi menilai hal itu tidaklah buruk, karena berguna untuk menggenjot penerimaan negara. Namun tentunya EBT tetap harus di dorong.
“Apalagi dalam hal ini menteri yang baru lebih ahli dalam hal minyak dan gas. saya kira ada beberapa tetap ada manfaat positif jika fokus ke migas. penerimaan negara tetap jauh lebih baik dibanding fokus ke EBT” ujarnya.
Sebagaimana diketahui Menteri Keuangan melakukan perombakan anggaran sebesar Rp 133,8 triliun yang terdiri atas pengurangan belanja kementerian/lembaga Rp65 triliun dan dana transfer ke daerah Rp68,8 triliun
Dari rencana efisiensi tersebut, Kementerian ESDM berencana memotong anggaran sebesar Rp900 miliar. Pemotongan terbesar dilakukan pada Ditjen EBTKE.
(Dadang Sah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan