Personel Gegana Polri memeriksa benda mencurigakan berbentuk kotak yang dibungkus plastik putih di depan lobi gedung Annex, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (6/4). Tim Gegana tidak menemukan adanya bahan peledak hanya cairan selanjutnya akan diperiksa oleh tim labfor. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama/16

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) terus berupaya menutup-nutupi dengan bahasa diplomatis tentang mencuatnya usulan perubahan struktur organisasi Pertamina atas inisiatif dewan komisaris.

Corporate Secretary PT Pertamina (Persero), Wisnuntoro mengaku bahwa pihaknya tidak mengetahui kebenaran dokumen usulan perubahan struktur yang telah beredar di muka publik tersebut.

“Kita tidak tahu ya, kita tidak tahu dari mana data itu dan apakah itu asli atau tidak kita tidak bisa berkomentar,” kata Wisnu di Jakarta. Kamis (11/8)

Kemudian dia menuturkan bahwa wewenang perombakan kepengurusan perusahaan milik negara itu merupakan domain pemegang saham yang dalam hal ini adalah Kementerian BUMN.

“Saya kira itu domain pemegang saham. Kita Direksi dalam posisi tidak untuk itu (merombak struktur). Ini adalah penuh otoritas dari pemegang saham. Adapun pemberitaan di media tentang usulan-usulan itu, kita lihat dan kita tunggu saja seperti apa jawaban dari pemegang saham,” tandasnya.

Berkaitan dengan hal ini, Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman mensinyalir perubahan struktur organisasi Pertamina tersebu akibat adanya pergesekan sebelum resuffle kabinet 27 juli 2016 antara Dwi Sucipto sebagai Dirut Pertamina dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno.

Sebelum reshuffle itu terjadi, sempat muncul desas-desus bahwa Dwi Sucipto berupaya menduduki posisi orang nomor satu di Kementerian BUMN dengan cara menggeser Rini Soemarno.

“Bisa jadi perubahan struktur Pertamina ini diduga sebagai jalan untuk mengeser Dwi Sucipto atau setidaknya menjepit posisinya sebagai wujud tanggapan atas tindakan yang pernah dilakukan Dwi,” tandas Yusri.

(Dadang Sah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan