Jakarta, Aktual.com – Rusia pada Rabu mengatakan akan ada gencatan senjata harian selama tiga jam di Aleppo, Suriah, sejak Kamis untuk memungkinkan iringan kemanusiaan memasuki kota itu dengan aman, yang disebut akan dipertimbangkan PBB.

Aleppo terbagi menjadi wilayah dikuasai pemerintah dan pemberontak. Di wilayah timur, yang dikuasai pemberontak, diperkirakan terdapat 250.000 orang tinggal di tempat itu terkepung pada awal Juli setelah pasukan pemerintah menutup Jalur Castello, yang menjadi jalur utama perbekalan ke wilayah tersebut.

Pada Jumat, pemberontak melancarkan serangan di bagian baratdaya Aleppo untuk membobol kepungan itu. Pasukan pemberontak berhasil menerobos wilayah pemerintah, namun jalur aman bagi warga dan bantuan belum dapat diadakan karena masih terjadi pertempuran.

Saat berbicara dalam siaran televisi, Letnan Jenderal Sergei Rudskoi, pejabat Kementerian Pertahanan Rusia, mengatakan bahwa penghentian pertempuran akan dilaksanakan sejak pukul 10.00 hingga 13.00 waktu setempat.

Rudskoi mengatakan, bahwa pertanyaan terkait kendali bersama atas pengiriman bantuan kemanusiaan melalui Jalur Castello masih dibicarakan dengan PBB dan Amerika Serikat.

Dia mengatakan bahwa “seluruh langkah militer, serangan udara dan artileri” akan ditahan selama tiga jam.

“Ini untuk memastikan bahwa seluruh organisasi terkait memiliki kesempatan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan mereka kepada para penduduk Aleppo,” kata Rudski.

Dia menambahkan bahwa Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar Al Assad yang melawan para pemberontak dalam perang saudara Suriah yang telah berjalan selama lima tahun, akan bekerja dengan Damaskus untuk memastikan pengiriman bantuan itu dengan aman.

Juru bicara pemberontak utama, yang bertempur di Aleppo, kepada Reuters mengatakan meragukan rencana Rusia itu.

“Apakah ini menyatakan bahwa Rusia merupakan sebuah pihak yang netral? Apa yang tiga jam? Dalam tiga jam itu mereka haya akan mengebom Idlib! (yang dikuasai pemberontak),” ujar Abd Al Salaam Abd Al Razzaq, juru bicara militer dari kelompok pemberontak Nour Al Din Al Zinki.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nebby