Denpasar, Aktual.com – Nasib malang menimpa Ni Ketut Suryani, pasalnya saat ini dirinya mencoba mencari keadilan atas tewasnya anak kandungnya sendiri yang diduga dibunuh oleh seseorang.
Hal tersebut diyakini olehnya lantaran di beberapa bagian tubuh bocah perempuan yang berusia 1,3 tahun itu terdapat luka-luka seperti di bagian dada terdapat luka goresan dan di bibir terdapat luka robek.
“Keluarganya beramai-ramai mencari korban. Namun tak juga ditemukan,” kata Ni Wayan Sita Metri, kuasa hukum ibu korban dari LBH Bali, Jumat (12/8).
Dari penuturan Ni Ketut bahwa bocah berinisial NKCD pada tanggal 19 Januari 2015 sekira pukul 07.00 WITA tengah asyik bermain di samping rumah kakeknya. Ia dititipkan di rumah kakeknya lantaran sang ibu tengah bergi ke pasar bersama kakak korban. Lantaran cuaca mendung, ibu korban memilih menitipkan anak perempuannya yang masih kecil kepada neneknya. Sementara sang ayah, Suarta, masih tertidur lelap di rumahnya.
Lantaran hendak menanak nasi, nenek korban, Ni Nyoman Sukanti menurunkan korban dari gendongannya. Sementara kakek korban, I Wayan Pil Pil tengah duduk di pintu dapur. Usai menanak nasi, nenek korban tak lagi menemukan NKCD. Dicari ke sana ke mari tak juga ditemukan. Nenek korban kemudian memberitahu Suarta untuk mencari korban.
Saat itu juga peristiwa hilangnya NKCD dilaporkan ke Polsek Sidemen, Kabupaten Karangasem. Polisi langsung menerjunkan tim untuk melakukan pencarian, namun tak membuahkan hasil.
Lantaran ingin anaknya cepat ditemukan, ayah korban kemudian menemui Balian (dukun) untuk menanyakan keberadaan korban. “Oleh Balian disebutkan jika korban diculik oleh dua orang dewasa. Apabila hingga pukul 16.00 WITA tak kunjung ditemukan, diminta kembali mendatangi Balian itu lagi,” jelasnya.
Hingga pukul 16.00 WITA pencarian keluarga terhadap NKCD tak membuahkan hasil. Ayah korban kembali mendatangi Balian yang sebelumnya ditemui. Oleh Balian, mereka diminta untuk mendatangi suatu lokasi di dekat goa di pinggir Jalan Sidemen Iseh. Benar saja, korban ditemukan di sungai kecil dalam kondisi tak bernyawa. “Saat ditemukan kondisi korban terlungkup, badan dan perutnya terandam air. Namun kepalanya diganjal oleh pelepah, sehingga tidak terendam. Ada sejumlah luka di tubuh korban,” kata Metri.
Keluarga menduga anak mereka telah menjadi korban pembunuhan. Mereka pun melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian, yang dilanjutkan dengan otopsi di RSU Sanggal. “Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Namun, sudah setahun lebih kasus ini belum juga terungkap. Polisi sama sekali belum menemukan tersangka pembunuhan NKCD,” terang Metri.
Padahal, kata Metri, pihak keluarga bersama LBH Bali dan sejumlah LSM peduli anak lainnya telah memiliki bukti kuat dugaan pelaku yang menghabisi nyawa bocah mungil tersebut. “Pada saat korban ditemukan, salah satu warga terlihat berlumpur dan ada bekas darah di badannya. Dia sempat melarikan diri untuk bersembunyi,” kata Metri.
Sebelum dihabisi, rupanya NKCD sempat disuapi nasi dengan ceplok telor. Buktinya, dari hasil otopsi forensik RSUP Sanglah ditemukan jika makanan tersebut belum tercerna dengan baik oleh tubuh bocah yang belum becus berjalan itu. “Jadi, sebelum dibunuh korban sempat disuapi makanan. Kami meminta agar kasus ini diusut tuntas,” tegas dia.
Untuk mengungkap tabir gelap kematian NKCD, keluarga didampingi sejumlah LSM menemui Komisi IV DPRD Bali. Wakil rakyat di DPRD Bali berjanji akan mengawal kasus ini. Dalam waktu dekat, ia akan memanggil Polsek Sidemen, Polres Karangasem dan Polda Bali untuk mencari tahu kelanjutan kasus ini. “Ini kasus serius. Kami akan panggil pihak terkait untuk mencari tahu apa kendala mereka,” kata Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta. (Bobby Andalan)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid