Jakarta, Aktual.com-Direktur Centre for Budgeting Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, mengatakan Kementerian Sekretariat Negara yang dipimpin Pratikno melakukan pemborosan ditengah kebijakan penghematan oleh Presiden Joko Widodo.
Pada tahun 2016, Kemensesneg yang memegang proyek pemeliharaan kebersihaan taman dan rumah jabatan pejabat negara mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Jika pagu sebelumnya sebesar Rp 11,5 miliar, pada tahun ini naik menjadi Rp 12,5 miliar atau naik sebesar Rp 1 miliar.
Selain pemborosan anggaran, CBA juga menemukan keganjilan dan keanehan dalam lelang yang dilakukan Setneg. Dalam penentuan pemenang lelang, hanya tiga perusahaan yang menang lelang. Mereka adalah PT Biosis Multi Jaya, PT Tataruang Dinamika dan PT Hastamulti Yogatama.
Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/8), CBA membeberkan keganjilan dan keanehan dalam lelang tersebut.
Pada tahun 2015, proyek pemeliharaan kebersihaan taman dan rumah jabatan pejabat negara, baik di Widya Candra, Denpasar Raya, Anggrek Nelimurni, dan rumah jabatan anggota Mahkamah Agung (MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Mahkamah Konstitusi (MK) di Kemayoran, senilai Rp 11,5 miliar tercatat untuk 6 item.
“Proyek dari APBN ini pemenang lelang adalah PT Biosis Multi Jaya 2 item dengan nilai pagu paket sebesar Rp 3,9 milyar, PT Tataruang Dinamika 2 item dengan nilai sebesar Rp 3,7 milyar dan PT Hastamulti Yogatama 2 item dengan nilai sebesar Rp 3,8 milyar,” ucapnya.
Pada tahun 2016, untuk proyek yang sama senilai Rp 12,5 milyar untuk 6 item yang dilelang. Ketiga pemenang lelang masing-masing PT Biosis Multi Jaya dapat 4 item dengan nilai pagu paket sebesar Rp 7,6 milyar, PT Tataruang Dinamika 1 item sebesar Rp 2,5 milyar dan PT Hastamulti Yogatama 1 item sebesar Rp 2,3 milyar.
“Dari gambaran diatas, wajar publik curiga, dan benar-benar tidak masuk akal, masa yang menang lelang hanya tiga perusahaan ini melulu untuk setiap tahun. Jadi, ada kesan kongkalikong atau main mata dalam internal Istana Presiden,” kata Uchok.
Ditambahkan, tiga perusahaan tersebut kenyang karena setiap tahun selalu dimenangkan oleh Sekretariat Negara. Tiga perusahaan ini seperti pelanggan yang menguntungkan bagi pihak-pihak di istana.
“Padahal, kalau jalan-jalan ke jalan Widya Chandra atau Denpasar, kelihatan rumah jabatan pejabat tinggi negeri ini kelihatan kumuh lho Presiden Jokowi. Padahal alokasi anggaran setiap tahun diatas Rp.10 milyar,” demikian Uchok.
Artikel ini ditulis oleh: