Surabaya, Aktual.com – Lebih dari lima ribu petani tebu di Jatim menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jatim, dan kantor Gubernur Jatim.

Selain membawa poster-poster, mereka juga melakukan orasi hingga memacetkan jalan Pahlawan, Surabaya.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil, mengatakan, bahwa aksi tersebut dilakukan karena adanya pabrik gula baru yang didirikan di Lamongan, bisa berimbas pendirian pabrik-pabrik lagi yang berpotensi mengimpor gula.

“Dulu manajemen berjanji di hadapan Gubernur, petani tebu, DPRD Jatim dan Polda Jatim bahwa pabrik akan digunakan untuk menggiling tebu. Tapi apa kenyataannya, pabrik itu malah mengimpor gula mentah,” kata Arum, Senin (15/8).

Ia meyakini, jika semakin banyak pabrik gula baru berdiri, maka mereka bisa dipastikan berkedok menggiling tebu, namun justru akan mengimpor gula.
Produksi gula Jawa Timur tiap tahun mencapai 1 juta 250 ribu ton, lanjut Arum, sedangkan kebutuhan konsumsinya cuma sekitar 650 ribu ton sehingga surplus gula 600 ribu ton lebih.

Tetapi, kenyataannya ada gula impor yang dihadirkan hampir 100.000 ton dan gula mentah.

“Makanya kami menuntut Pak Gubernur sebagai garda terdepan agar membela petani tebu Jatim dengan melakukan tindakan nyata menutup pabrik gula tersebut. Kalau tidak ditutup, maka akan ada pabrik-pabrik lagi,” lanjut Arum.

Tuntutan kedua ribuan petani tebu Jatim ini adalah meminta agar masyarakat nasional waspada terhadap persepsi harga gula mahal yang diduga dihembuskan pihak-pihak tertentu saat ini.

(Ahmad H. Budiawan)

Artikel ini ditulis oleh: