Jakarta, Aktual.com – Satuan Kerja Khsusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belum yakin biaya pengembangan blok gas Masela dapat diefisienkan sebesar USD7 miliar seperti yang dikatakan oleh Pelaksana Tugas Menteri ESDM, Luhut Binsar Panjaitan (LBP).
Bagi Wakil Kepala SKK Migas, Zikrullah, terlalu prematur untuk memastikan angka pengembangan lapangan gas Abadi Masela pada saat ini. Karena jika ditinjau dari Plan of Development (PoD), pihak operator belum memastikan letak atau lokasi pembangunan LNG facility secara onshore.
“Kalau dulu onshore lebih mahal dibanding offshore. Kan kalau dulu LNG facility dihitung di offshore, sekarang di onshore, maka harus dikaji dulu biaya pembangunannya (LNG) di darat dan biaya pipa. Lagian pulaunnya untuk lokasi belum ditentukan juga,” kata Zikrullah di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (17/8).
Namun lanjut Zikrullah, dia menghormati pernyataan LBP yang menyatakan pengembangan cadangan gas di Maluku tersebut bisa diturunkan dari USD22 menjadi USD15 miliar, Hal ini disinyalir hasil transfer memory dari Menteri sebelumnya, Arcandra Tahar yang dianggap mempunyai keilmuan yang mumpuni dalam bidang pengembangan lapangan migas.
Hanya saja tambahnya, perlu adanya pengkajian yang lebih dalam dan rinci bersama Inpex sebagai pihak operator, untuk memastikan nilai investasinya. Zikrullah kembali menegaskan bahwa saat ini belum ada angka pasti dari nilai investasi pengembangan blok Masela.
“Harga pasti USD15 miliar itu harus dikaji dulu, kan pak menteri sebelumnya (Arcandra) ada ahlinya, dia juga bisa melihat sangat detail sehingga analisa beliau sangat membantu untuk melihat kembali. Jadi kita hormati kalau pak Luhur sampaikan itu. Tapi nanti kita lihat lagi dan kerjasama dengan Infex. Jadi angka pastinya belum,” pungkasnya.
(Dadang Sah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan