Dialog Pilar Negara tema "Menjaga Kedaulatan Laut NKRI dari Visi Pertahanan dan Budaya" pembicara Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI TB Hasanuddin dan Pakar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana (kanan) di Ruang Presentasi MPR Nusantara IV Jakarta. Senin (22/6/2015). TB Hasanudin mengatakan, tahun 2009 sudah buat konsep kapal patroli cepat dengan mengeluarkan anggaran sebesar Rp 67 triliun untuk patroli 10. Batas negara. Sayangnya 10 batas negara itu masih belum bisa terselesaikan dengan baik. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanudin meminta agar Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk mengambil sikap dengan membentuk tim investigasi yang bersifat netral atas kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan puluhan personel TNI Angkatan Udara dengan awak media dan masyarakat di kawasan Sari Rejo, Medan, Sumatera Utara.

“Harus dilakukan investigasi secara netral dengan dikirim dari POM TNI pusat di sini, kemudian hasilnya harus dilakukan proses penyidikan dan penyelidikan dan di bawa ke ranah hukum,” kata Hasanudin, di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (17/8).

TB Hasanudin menegaskan, jika panglima TNI tidak bersikap untuk menyelesaikan persoalan ini, maka akan menjadi preseden buruk, bagi TNI maupun panglima itu sendiri.

“Maka akan menjadi preseden buruk terhadap TNI yang sedang sekarang ini justru di bawah kepemimpinan Panglima TNI sudah cukup bagus. Jangan kemudian dikotori oleh prajurit yang tidak disiplin itu,” tandas politikus PDIP ini.

Sebelumnya diberitakan, bentrokan antara warga dan personel TNI AU terjadi di kawasan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan. Bentrokan itu dipicu aksi penyerangan yang dilakukan prajurit TNI AU dari Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, terhadap warga masyarakat yang tengah menggelar aksi unjuk rasa dan blokir jalan.

Aksi unjuk rasa itu sendiri dilakukan sebagai bentuk protes masyarakat atas langkah TNI AU mematok lahan yang dihuni masyarakat. Akibat bentrokan tersebut belasan warga menjadi korban. Lima diantaranya (sebelumnya disebutkan empat) bahkan disebut-sebut terkena tembakan peluru karet yang dilepaskan personel TNI AU. Penyerangan tersebut juga menyebabkan dua jurnalis mengalami luka-luka. (Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid