Bandung, aktual.com – Sebanyak 17 kepala keluarga masih terkatung-katung di lokasi pengusuran area Stasiun Bandung, Jalan Stasiun Barat, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Mereka mengaku belum mendapatkan tempat di Rusunawa Rancacili seperti yang sudah dijanjikan pemerintah daerah.
Salah satu warga, Rosyid Nuryadin menuturkan, dari 63 kepala keluarga, 17 di antaranya masih tinggal di bangunan ala kadarnya dari sisa-sisa bangunan. Mereka menyulap ruangan layaknya bedeng atau tempat tinggal yang biasa digunakan para pekerja proyek pembangunan.
“Belum semua dapat dan mendapat tempat dan fasilitas yang layak banyak yang tidur di tempat disekat menggunakan triplek seperti bedeng jadi banyak yang menumpang di sanak saudaranya,” kata dia, saat ditemui di lokasi penggusuran, Rabu (17/8).
Selain yang belum mendapat tempat, bagi warga yang sudah mendapatkannya pun masih menyisakan persoalan. Menurutnya, Pemerintah Kota Bandung membebankan biaya sewa Rusunawa sebesar Rp 125 ribu.
“Biayanya itu setiap bulan untuk keamanan, kebersihan di luar listrik. Tentunya itu sangat berat karena warga kebanyakan berdagang tapi kita kan sudah gak ada usaha karena sudah digusur semua,” ucapnya.
“Banyak warga yang mencoba berjualan karena kita ditempatkan di lantai lima banyak yang bangkrut lagi sehingga ada rencana warga akan membuka lagi usaha di lokasi ini (bekas penggusuran),” lanjutnya.
Kondisi itu membuatnya dan warga sekitar memnita kebijakan dari Pemkot Bandung. Bahkan, khusus kepada Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil yang mengatakan sudah memberikan tempat yang layak buat korban terdampak penggusuran.
Sebelumnya melalui cuitan di akun pribadinya, Ridwan Kamil mengatakan jika warga korban penggusuran telah ditempatkan dengan baik dan layak di Rusunawa Rancacili. “Warga BDG, 39 KK yg rumahnya tergusur PT KAI sudah ditempatkan dg baik dan layak di Apartemen Rancacili. nuhun.” (M Jatnika)
Artikel ini ditulis oleh: