Yogyakarta, Aktual.com – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi DI Yogyakarta, Kombespol Soetarmono mengungkap bahwa ‘Kota Pelajar’ ini jadi pasar potensial para sindikat narkoba baik jaringan dalam negeri maupun internasional.

“Yogya ini kan miniatur Indonesia, mahasiswa datang dari mana-mana sehingga jadi pasar potensial. Sindikat berbondong-bondong masuk DIY,” ujarnya, kepada wartawan, Jumat (19/8).

Dipaparkannya, dari hasil kajian BNN bersama tim dari Universitas Indonesia tahun 2015, DI Yogyakarta berada di peringkat kedelapan pengguna narkoba nasional.

Yang paling banyak ungkap Soetarmono adalah kelompok pemakai pemula atau ‘coba-coba pakai’ dengan jumlah 23.048 orang, mayoritas kalangan mahasiswa yang awalnya diiming-imingi gratis oleh pengedar.

Kemudian, kelompok pemakai teratur dengan jumlah 17.160 orang. Lalu pemakai yang menggunakan jarum suntik sebanyak 1.870 orang, dan pemakai non jarum suntik sebanyak 18.103 orang.

“Total kesemuanya mencapai 60.182 orang pengguna narkoba,” ungkapnya.

Soetarmono mencontohkan, sejumlah kasus narkotika yang terjadi sejak akhir tahun 2015 lalu diantaranya, pada 1 September 2015 masuk 2.675 gram sabu yang disamarkan di mesin pompa air di jalan Tamansiswa, kota Yogyakarta.

Lalu, medio Januari 2016, ganja seberat 50 kilogram berhasil disita yang berasal dari Aceh. Kemudian, 14 April 2016, sabu seberat 688,7 gram masuk dari Afrika Selatan.

Berlanjut 15 April 2016, 1 kilo 14 gram sabu masuk dari ibukota Jakarta. Serta, pada 8 Mei 2016, sindikat yang tidak berani memasuki Yogyakarta mengakali dengan menurunkan distribusi 1/2 kilogram sabu di Solo.

“Itulah kondisi yang ada di DI Yogyakarta, sangat memprihatinkan. Semangat perang melawan narkoba harus terus digaungkan,” himbau Soetarmono.(Nelson Nafis)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid