Megawati diminta turun tangan. (ilustrasi/aktual.com)
Megawati diminta turun tangan. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Keputusan akhir penentuan calon kepala daerah yang akan diusung PDI Perjuangan ditangan Ketum Megawati Soekarnoputri. Keputusan yang dinilai akan menentukan masa depan partai setidaknya hingga 17 tahun ke depan.

Terutama, jika partai berlambang banteng moncong putih itu tidak mengusung kadernya sendiri dalam hajat demokrasi lima tahunan di Ibu Kota Jakarta. Berlaku demikian, sebab calon petahana Basuki Tjahaja Purnama yang terus merapat ke PDIP akan memanfaatkannya dalam jangka panjang.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika), Sya’roni, kepada Aktual.com, Jumat (19/8).

Ia mengasumsikan, jika PDIP mengusung Ahok pada Pilkada 2017 selanjutnya dijadikan sebagai batu loncatan pada Pilpres 2019. Ahok akan maju berpasangan dengan Joko Widodo pada Pilpres 2019. Periode selanjutnya, Jokowi sudah tidak bisa mencalonkan kembali karena sudah dua periode dan Ahok akan melenggang sendiri pada Pilpres 2024.

“Memberi peluang kepada Ahok sama saja dengan memelihara anak macan. Usia Ahok masih sangat muda, kiprah politiknya masih membentang panjang,” tegas Sya’roni.

Ditekankan dia, Ahok tidak akan segan-segan lompat perahu dan meninggalkan kendaraan politik yang menghantarkannya meraih kekuasaan. Hal itu berkaca pada pengalaman demi pengalaman sebelumnya. Dari Partai Golkar ke Partai Gerindra demi memuluskan langkahnya pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

“Ketika Jokowi naik menjadi Presiden dimana otomatis kursi gubernur Jakarta jatuh ke tangannya, Ahok tak segan-segan mencampakkan Partai Gerindra yang dulu pernah ditungganginya,” tuturnya.

Jelang Pilkada Jakarta 2017, Ahok bersama relawan politiknya berencana menggandeng Heru Budi Hartono untuk maju melalui jalur perseorangan. Lagi-lagi, Ahok mencampakkan partner politiknya dan kini berniat maju bersama Djarot Syaiful Hidayat.

“Gaya berpolitik Ahok yang tidak menjunjung loyalitas berbalik 180 derajat dengan komitmen politik Megawati yang sangat menjunjung tinggi loyalitas,” ucap Sya’roni.

Humanika mengingatkan bagaimana marahnya Megawati ketika merasa dikhianati oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Amarah yang hingga kini belum padam dan entah sampai kapan akan mereda.

“Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali. Ahok sudah terbukti tidak bisa memegang loyalitas dalam berpolitik. Menjadikan Ahok sebagai kandidat maka siap-siap saja dikecewakan. Daripada dikecewakan lebih baik tidak usah memelihara anak macan,” tutupnya.

 

*Nailin

Artikel ini ditulis oleh: