Jakarta, Aktual.com — Mantan tim Reformasi dan Tata Kelola Migas Fahmy Radhi mengamati, saat ini tengah terjadi perebutan kekuasaan dan pengaruh di tubuh PT Pertamina (Persero) melalui perubahan struktur yang diusulkan oleh Dewan Komisaris.

Intrik ini sangat terlihat baginya, karena dia sangat mengetahu betul bahwa perubahan struktur itu tidak berdasarkan kebutuhan organisasi bisnis perusahaan milik negara tersebut.

“Saya melihat itu ada perebutan kekuasaan dalam penguasaan asset-asset yang ada di Pertamina. Dari usulan struktur itu saya melihat Dirut akan dibantu Wakil Dirut, ini menurut saya tidak efektif karena sudah ada Direktur per bidangnya masing masing ” katanya saat ditemui usai menjadi pembicara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (20/8).

Kemudian katanya, dengan adanya Wakil Dirut maka akan terjadi tarik-menarik perebutan pengaruh. Padahal sejatinya kinerja Pertamina hanya membutuhkan optimalisasi Direktur Bidang.

“Biarkan Direktur Bidang masing-masing yang mengkoordinasikan. Kalau ada Wakil Dirut, maka disitu akan ada dua kepemimpinan. Disitu menunjukkan adanya tarik menarik merebut pengaruh yang nanti arahnya pada penguasaan.”

Sementara menurut Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), adanya perombakan struktur tersebut tidak terlepas dari bumbu-bumbu politik. Posisi Pertamina sebagai BUMN strategis menjadi daya tarik tersendiri untuk diseret dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai sarana politik.

“Posisi Pertamina yang strategis sangat memungkinkan pertamina ditunggangi sebagai sarana politik oleh pihak pihak tertentu,” kata Presiden FSPPB, Noviandri.

Laporan: Dadang Syah

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu