Presiden Joko Widodo menyerahkan draf RAPBN 2017 kepada Ketua DPR Ade Komarudin, saat sidang paripurna DPR dengan agenda mendengar pidato presiden dalam rangka penyampaian keterangan pemerintah dan penyerahan draf RUU tentang APBN 2017 dan nota keuangan pemerintah di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8). Dalam kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo menyerahkan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2017 beserta Nota Keuangan kepada Pimpinan DPR. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai bahwa wacana sejumlah anggota dewan untuk membuat rancangan APBN 2017 tandingan bisa menjadi anti tesis dari RAPBN yang dibuat pemerintah Jokowi-JK.

Hal itu menanggapi jika penjelasan Presiden Jokowi dalam pembahasan Nota Keuangan di rapat Paripurna DPR RI bahwa pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen, baik penerimaan maupun alokasi belanja cenderung tidak realistis.

“Dengan APBN tandingan, ada anti tesis untuk mengimbangi program- program yang selalu tidak pro rakyat,” kata Uchok, saat dihubungi, di Jakarta, Minggu (21/8).

Dikatakan dia, dengan adanya RAPBN tandingan bisa menjadi tempat bagi anggota dewan dalam memperjuangan dan bertanggungjawab kepada para konstituen mereka di daerah pemilihan ( Dapil).

“Dengan APBN tandingan, hasil -hasil reses DPR tidak sia- sia atau dibuang lagi ke tong sampah karena, sudah ada atau bisa direalisasi dalam APBN tandingan,” tandas dia.

(Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh: