Petani memanen garam di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Sabtu (8/8). Petani garam rakyat berharap pemerintah agar tidak memberikan kemudahan perizinan kepada pengusaha untuk mengimpor garam sehingga produksi garam rakyat pada musim tahun ini terserap sepenuhnya. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/aww/15.

Pamekasan, Aktual.com – Akibat cuaca kurang bersahabat dan sering turun hujan, kuantitas produksi garam di Pamekasan, Jawa Timur, tahun ini menurun.

Suarti (45), petambak garam di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Pamekasan, menuturkan biasanya memasuki Agustus sebagian petani sudah memanen garam. Tapi saat ini belum ada satu petakpun yang dipanen. “Karena sering turun hujan,” kata dia, Minggu (21/8).

Tidak hanya di Desa Lembung, petambak garam di Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, juga belum ada yang memproduksi garam. Di desa ini malah lahan tambak belum digarap sama sekali.

“Belum ada yang memulai memproduksi garam disini. Kalau sering turun hujan, kami juga tidak bisa memulai produksi,” kata Rifki, salah satu petani garam.

Kecamatan Galis merupakan salah satu dari tiga kecamatan di Kabupaten Pamekasan sebagai sentra produksi garam dengan luas lahan mencapai 465, 67 hektare dari total luas lahan tambak garam 1,796 hektare.

Data di Dinas Kelautan dan Perikanan Pamekasan menyebutkan, total produksi garam di wilayah ini mencapai 43,017 ton pada 2015 lebih sedikit dari hasil produksi di Kecamatan Pademawu yang mencapai 44,422 ton.

Kepala DKP Pamekasan Nurul Widiastutik menjelaskan, faktor cuaca memang masih menjadi penentu produksi garam, karena pengelolaan garam di Pamekasan masih manual. “Jika musim kurang bersahabat, seperti sering turun hujan, jelas produksi garam akan menurun,” kata dia. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara