Jakarta, Aktual.com – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak wacana kenaikan cukai rokok yang berimbas pada harga rokok menjadi Rp50 ribu.
Salah satu dari lima alasan penolakan tersebut adalah turunnya daya beli konsumen untuk membeli rokok karena harga yang mahal sehingga berimbas pada industri rokok.
“Akibatnya, industri rokok akan menurunkan jumlah produksi rokok dan berujung pada ancaman PHK besar-besaran pekerja di industri rokok,” kata Presiden KSPI Said Iqbal melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (23/8).
Menurutnya, 80 persen pekerja di industri rokok saat ini adalah pekerja kontrak “outsourcing” yang sudah puluhan tahun bekerja dan rentan PHK.
Buruh pun setuju kesehatan menjadi prioritas terkait wacana kenaikan cukai rokok ini, namun pemerintah juga harus mempertimbangkan soal ketenagakerjaan.
Alasan kedua yang dipaparkan adalah harga cukai akan menambah angka pengangguran baru terhadap 4,7 juta buruh industri rokok dan 1,2 juta petani tembakau.
Alasan ketiga, yakni kenaikan cukai rokok belum tentu akan dialokasikan untuk meningkatkan anggaran kesehatan karena sebelumnya KSPI telah mengusulkan dana cukai rokok digunakan untuk memperluas jumlah peserta JKN-KIS dan PBI BPJS Kesehatan untuk orang miskin, termasuk buruh penerimah upah minimum. Namun, usulan tersebut belum disetujui.
Alasan keempat adalah mahalnya harga rokok legal belum tentu berhasil menekan konsumsi perokok karena justru akan memunculkan rokok ilegal (selundupan) yang dijual murah.
Selanjutnya, Said menjelaskan di sisi lain rakyat kecil merupakan penyumbang jumlah perokok terbesar yang menaikkan pendapatan cukai rokok.
Oleh karenanya, KSPI berpendapat daripada menaikkan harga rokok, pemerintah dapat memperkuat pendidikan dan kampanye bahaya merokok terutama di kalangan generasi muda serta menaikkan pajak penghasilan sebesarnya terhadap pengusaha industri rokok.
“Faktanya, pengusaha rokok termasuk orang kaya di Indonesia, sementara buruhnya dibayar dengan upah murah dan 80 persen buruh ‘outsourcing’,” ujar Said.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka