Jakarta, Aktual.com – Gabungan Pengusaha Jamu Jawa Tengah berharap masyarakat jangan mudah terjebak iklan produk jamu atau herbal dari luar negeri di media cetak atau televisi yang bisa menyesatkan.
“Iklan produk jamu atau herbal asal Tiongkok itu, bisa menyesatkan, karena diduga hanya untuk menghilangkan rasa sakit bukan mengobati penyakitnya,” kata wakil ketua Gabungan Pengusaha Jamu Jateng, Agung Sushena, di Solo, Senin (22/8).
Bahkan, kata Agung, dengan banyak beredarnya jamu atau herbal dari Tiongkok itu, juga menyebabkan produksi jamu lokal menjadi terhambat.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah lebih tegas dan selektif soal iklan jamu produk dari Tiongkok itu.
Selain itu, pihaknya juga meminta masyarakat agar lebih hati-hati dalam mengkosumsi produk jamu yang benar dan hegienis.
“Kami juga mendukung aparat keamanan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jateng dalam melakukan penemuan dan penyitaan jamu ilegal yang beredar di pasaran,” katanya.
Menurut dia, pihaknya mendukung adanya kegiatan penggrebekan di sebuah tempat produksi jamu di wilayah Sukoharjo, dan ternyata mereka tidak memiliki izin usaha, serta bukan anggota Gabungan Pengusaha Jamu Jateng.
Ia mengatakan dengan ditemukan produk jamu ilegal di Sukoharjo, memang merusak nama daerah salah satu sentra jamu di Indonesia ini.
Oleh karena itu, pihaknya selalu mengingatkan para pengusaha jamu mengenai legalitas perusahaan rpoduk jamu secara benar dan higienis.
Menurut dia, produk jamu sekarang sengaja diproduksi dengan kemasan yang menarik, dan berbagai rasa, tetapi tidak mengurangi kasiatnya. Hal ini, untuk mendari konsumen terutama pada kalangan remaja agar mengenal dan mengkosumni jamu sejak dini.
“Jamu agar dikenal kalangan remaja atau anak-anak sejak dini. Hal ini, seperti jamu Helios susu dan Helios susu cokelat, yang diproduksi PT Gujati 59 ini,” kata Agung juga selaku Direktut Utama PT Gujati 59 Sukoharjo.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka