Petugas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) Area Pela Bandung PLN Unit Transmisi Jawa Bagian Tengah melakukan penggantian Isolator pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di tower 127 Cilegon - Cibinong, Desa Batok, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/7). Hingga Juni 2016, PLN telah membangun sepanjang 2.792 Kilometer Sirkuit (Kms) transmisi yang sudah dialiri listrik atau energize dan sekitar 16.712 Kms transmisi dalam tahap konstruksi serta 27.093 Kms dalam tahap pra konstruksi sebagai upaya mempercepat pembangunan proyek 35000 MW. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basyir menolak melakukan pengurangan jatah proyek pembangunan 10 GW dari program 35 GW yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Menurut Sofyan, perusahaan BUMN yang ia pimpin itu akan mampu menuntaskan mega proyek tersebut, sesuai target yang diinginkan oleh Presiden Jokowi yakni tahun 2019.

“Bisa, semua bisa diselesaikan, tidak ada rencana penurunan target,” kata Sofyan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta. Selasa Sore (23/8).

Sedangkan secara keseluruhan dia juga merasa yakin proyek 35 GW itu berjalan mulus, terlebih menurutnya dari pihak kementerian ESDM sedang mengkaji skema tarif pembangkit produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP). Saat ini tambahnya, PLN akan mulai melakukan Power Purchase Agreement (PPA) yang kedua.

“Beberapa kendala. Misalkan penyesuaian harga gas, lalu perhitungan perumusan tarif. Sekarang energi terbaukan masuk, padahal dulu kan ada BBM, inflasi, dan kurs, mungkin masuk harga gas. Ini baru usulan. Gimananya, terserah Kementerian ESDM. Saat ini 35 GW itu lanjut sesuai target yang ada. Progres jelas. Sekarang sedang PPA ke-dua 2016,” pungkasnya.

Kemudian untuk diketahui bahwa porsi pembangunan listrik telah ditetapkan dalam RUPTL yang meliputi batubara sebesar 50 persen, EBT 19,6 persen, dan dari gas sebesar 29,4. (Dadang Sah)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid