Bogota, Aktual.com – Pemerintah Kolombia dan gerilyawan Marxist FARC pada Rabu (24/8) mencapai kesepakatan akhir perdamaian untuk mengakhiri perang saudara, yang telah berlangung setengah abad.

Dalam perjanjian bersejarah itu, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) akan menyerahkan senjata dan menyatu kembali dalam kehidupan warga.

Lebih dari 220.000 orang tewas akibat pertempuran FARC dengan pemerintah, sementara puluhan ribu lagi hilang.

Perjanjian perdamaian itu, yang dicapai setelah empat tahun berunding di Kuba, disambut gembira rakyat Kolombia, yang merayakannya di taman serta kafe Bogota.

Kesepakatan itu akan menjadi bahan referendum pada 2 Oktober, saat rakyat memutuskan apakah menerima atau menolaknya.

“Hari ini saya bisa mengatakan bahwa saya telah memenuhi mandat yang Anda berikan kepada saya,” kata Presiden Juan Manuel Santos yang terpilih kembali pada 2014 lalu dengan janji perdamaian.

“Rakyat Kolombia: keputusan saat ini berada di tangan kalian,” kata Santos merujuk pada referendum 2 Oktober.

Sebagian besar jajak pendapat menunjukkan bahwa rakyat Kolombia akan mendukung kesepakatan ini. Namun demikian, Santos masih harus berhadapan dengan kelompok oposisi yang beranggapan bahwa perdamaian hanya bisa dicapai dengan penghancuran FARC.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh: