Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar memberikan keterangan kepada wartawan terkait kontak senjata yang diduga menewaskan teroris Santoso di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/7). Polri menyatakan masih terus melakukan identifikasi untuk memastikan dugaan tewasnya teroris Santoso dalam baku tembak pada Senin (18/7) saat Operasi Tinombala 2016 di Tambarana, Poso. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menegaskan bahwa video yang akan diserahkan Kementrian Hukum dan HAM tidak berisi testimoni mendiang terpidana mati Freddy Budiman.

Boy mengatakan, video itu bukanlah rekaman video pertemuan antara Freddy dan Koordinator KontraS Haris Azhar pada 2014, melainkan rekaman video detik-detik ketika Freddy akan dieksekusi mati.

“Video yang disimpan Kemenkumham itu video saat Freddy akan dieksekusi. Kalau testimoni pada (tahun) 2014, enggak ada rekamannya,” ujar dia, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/6).

Hal ini senada dengan yang diutarakan Ketua Tim Pencari Fakta Gabungan (TPFG), Komjen Pol Dwi Priyatno, bahwa video tersebut tidak akan banyak membantu mengungkap tabir kebenaran testimoni Freddy yang diklaim oleh Haris Azhar.

“(Konten video) tidak banyak membantu (proses pengusutan),” katanya.

Menurutnya, di video itu, gembong narkoba tersebut mengaku menyesali perbuatannya dalam berbisnis narkoba.

“Hanya dia (Freddy) menyesal, informasinya seperti itu. Nanti kalau sudah ada videonya kita nonton sama-sama, kami selalu terbuka,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby