Suasana Rapat Paripurna kedua pada Masa Persidangan I Tahun Sidang 2016-2017 di Ruang Paripurna Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8). Rapat tersebut membahas tentang pembahasan APBN Perubahan, penetapan anggota komisi dari masing-masing fraksi, pengambilan keputusan tingkat dua tentang UU Perlindungan Anak dan pelantikan dua anggota DPR Pergantian Antar Waktu (PAW). AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Wacana Ketua DPR RI Ade Komarudin (Akom) soal pembentukan sekolah parlemen untuk menunjang kualitas anggota dewan menuai kontroversi.

Direktur Center for Analysis Budget (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai jika wacana tersebut tidak perlu dilakukan.

“Akom nggak usah sok-sok bikin sekolah yang hanya menghambur-hambur uang negara. Sekolah parlemen kurang berfaedah buat rakyat, dan ini bukan tugas DPR untuk buat sekolah politik seperti ini,” kata Uchok saat dihubungi, di Jakata, Jumat (26/8).

Menuru dia, ide sekolah parlemen ini yang dilempar Akom ke publik justru mempermalukan elit partai atau orang-orang partai. Lantaran secara tidak langsung mengatakan bahwa partai politik gagal membentuk sekolah politik bagi para kadernya.

“Mereka gagal membentuk sekolah parlemen dalam partai politik atau orang orang partai gagal dalam pengkaderan mereka sendiri, sehingga sekarang ini mengemis minta duit kepada negara atau ingin pakai uang pajak rakyat untuk sekolah parlemen. Yang Akom utarakan ke publik untuk meningkat kinerja hanya alasan yang mengada ada, tidak masuk akal, dan kurang cerdas,” ketus dia.

 

*Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang