Akibat kemarau panjang dua pekan sudah warga kebon melati krisis air bersih, hal ini membuat pompa tradisonal menjadi alternative warga untuk memperoleh air bersih.

Manado, Aktual.com – Sejumlah sumur warga di Provinsi Sulawesi Utara mulai mengalami kekeringan akibat kemarau berkepanjangan di daerah tersebut.

“Air dalam sumur sudah mulai kering dan hanya sedikit air yang bisa keluar,” kata Yenni, warga Maumbi Minahasa Utara, Jumat (26/8).

Yenni mengatakan, biasanya air di sumur rumahnya begitu lancar meski air yang digunakan dalam jumlah besar dalam sehari, tapi akhir-akhir ini air di sumur tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan keluarga selama sehari.

Kalaupun ada air, katanya, tapi hanya untuk sekali pakai saja, jika akan mengambil kembali tidak ada lagi air yang keluar dari sumur.

Hal senada disampaikan Joy, warga Mapanget Kota Manado bahwa air sumur di daerahnya sudah berubah warna menjadi kuning dan bercampur dengan tanah.

“Karena air semakin menyusut akibat panas, maka warnanya berubah dan agak sedikit berbau tidak enak,” jelasnya.

Warga berharap pemerintah bisa memberikan solusi dan langkah agar masyarakat tidak kekurangan air bersih ketika musim panas berkepanjangan di Sulut.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara memperkirakan Sulut baru akan memasuki musim kemarau pada September mendatang.

Menurut analisa stasiun klimatologi, monsun asia masih aktif dengan intensitas lemah dan diprakirakan pada beberapa dasarian (sepuluh hari) ke depan akan terjadi pelemahan intensitas monsun asia dan diikuti penguatan monsun Australia.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh: