Jakarta, Aktual.com – Eks Wakil Ketua Bidang Masyarakat Adat dan Agama DPW NasDem DKI Jakarta, Dodi Ilham, mengungkapkan alasannya menolak partainya mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada Serentak 2017 mendatang.

Dodi yang hingga kini mengaku belum menerima surat pemecatan dari DPW NasDem DKI itu menilai, dukungan NasDem yang diberikan kepada Ahok sejak awal sama saja dengan menegasikan kadernya sendiri.

“Ketika dia (NasDem) mendukung independen, secara langsung NasDem menegasikan kadernya sendiri. Makanya waktu itu saya bilang, kalau jadi parpol jangan mendukung Ahok lewat independen,” terangnya di Jakarta, Minggu (28/8).

Dukungan yang diberikan NasDem, menurutnya berseberangan dengan demokrasi melalui partai politik. Sebab calon independen disebutnya sebagai antitesa keberadaan partai politik.

“Buat apa partai politik kalau mendukung calon independen,” jelasnya.

Dodi juga menyinggung soal restorasi Partai NasDem. Dimana dirinya sempat mempertanyakan jaminan bahwa NasDem tidak akan menjadi partai fasis, sesuai dengan slogannya ‘Restorasi Indonesia’. Slogan yang merujuk pada Restorasi Meiji di Jepang.

“Restorasi Meiji mengantarkan Jepang menjadi negara fasis, tetapi mereka tidak pernah bisa menjawab. Padahal ketika partai memberikan porsi besar kepada plutokrasi, kekuatan politik berdasarkan modal, maka partai itu akan menjadi fasis,” katanya.

Sebelumnya, eks Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdjianto juga menyatakan penolakannya terhadap Gubernur tukang gusur. Dalam deklarasi Rumah Amanah Rakyat, Rabu (24/8), ia menekankan bahwa pemerintahan saat ini bukan milik penguasa dan pengusaha melainkan milik rakyat.

Tedjo mengajak seluruh komponan bangsa untuk berjuang demi kesejahteraan dan kemaslahatan rakyat Indonesia. Bukan sebagai gerakan anarkhi dan gerakan makar, melainkan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat secara benar.

“(Perjuangan) bukannya dimulut saja, karena setiap pemimpin selalu sampaikan demi rakyat demi rakyat, kenyataannya rakyat digusur dimana-mana. Ini yang tidak kita harapkan,” jelas dia.

 

*Sumitro

Artikel ini ditulis oleh: