Mantan Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) berbincang dengan Menteri ESDM Arcandra Tahar (kiri) saat serah terima jabatan di gedung Kementerian ESDM di Jakarta, Rabu (27/7). Arcandra Tahar telah resmi menggantikan Sudirman Said sebagai Menteri ESDM usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM-UI) mengaku heran atas kekacauan yang terjadi pada sektor ESDM. Lebih-lebih belum adanya menteri ESDM definitif membuat sektor stategis ini dinilai tidak bisa optimal dalam bekerja.

Untuk itu BEM-UI mendesak presiden Jokowi agar secepatnya menunjuk Menteri ESDM defenitif agar sektor itu mendapat perhatian yang serius dan mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.

“Persoalan ESDM ini merupakan hal yang krusial bagi negara Indinesia. Ini menyangkut kepentingan nasional dan kedaulatan negara. Kami heran di sektor trategis itu terjadi kekacauan yang luarbiasa. Makanya kami minta Presiden segera menunjug menteri defenitif yang memang layak untuk ditempatkan disana,” kata Ketua BEM-UI, Arya Adiansyah di Kampus UI Salemba Jakarta, Senin (29/8)

Adapun kriteria ideal yang semestinya menjadi perhatian Jokowi dalam menunjuk menteri ESDM yakini kapasitas atau kemampuan yang merujuk pada profesionalitas, sehingga kinerja ESDM dituntut melakukan percepatan sejak mulai pelantikan.

Selanjutnya kata Arya, Presiden Jokowi haru teliti dalam menelusuri rekam jejak untuk menghindari kelalaian administrasi seperti yang terjadi pada mantan Menteri Arcandra Tahar. Selain itu upaya kehati-hatian tersebut agar menghindari dari sosok yang terlibat permainan mafia ESDM.

Hal yang terpenting tegasnya jangan sampai Presiden menunjuk sosok yang mempunyai bisnis pribadi di sektor ESDM, hal ini dikhawatirkan akan terjadi konflik kepentingan atas berbagai kebijakan yang diterapkan nantinya.

“Kalau kami dari BEM-UI melihat penting bagi presiden untuk memikih sosok yang mempunyai kapasitas dan profesional serta tidak memiliki rekam jejak yang buruk dalam pengelolaan ESDM karena sektor ini dikenal banyak mafia,” pungkasnya.

(Dadang Sah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan