Petugas Bank Mandiri menghitung pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerila Serikat (USD) pada perdagangan hari ini masih akan melanjutkan tren pelemahannya.

Hal ini terjadi setelah adanya pidato Gubernur The Fed, Janet Yellen yang memberi sinyal untuk menaikkan suku bunga The Fed (Fed Fund Rate) untuk bulan September 2016.

“USD Indeks kembali menguat paska pidato (Janet Yellen) tersebut. Hal ini menyebabkan laju rupiah cenderung melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini,” tandas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam analisis hariannya, Selasa (30/8).

Bahkan, kata Reza, posisi rupiah kian terkapar untuk kembali berada di area 13.300-an, akibat sentimen negatif global tersebut.

“Untuk itu, pergerakan rupiah pada hari ini diproyeksikan level support akan berada di kisaran 13.365 serta rentang resisten di angka 13.247,” tutur Reza.

Pada kondisi kemarin, paska pidato Janet Yellen yang cenderung hawkish tersebut yang mengindikasikan kenaikan tingkat suku bunga AS di September menyebabkan Indeks USD menguat 0,13% atau 0,23 poin di level 95.60.

“Sehingga pada perdagangan kemarin, keadaan itu telah membuat mayoritas mata uang dunia cenderung melemah, termasuk rupiah. Dan kondisi itu akan berlanjut hari ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, pihak NH Korindo memang memproyeksikan rupiah berpeluang berbalik melemah apabila sentimen global cenderung lebih banyak direspon pelaku pasar dibandingkan sentimen dari dalam negeri.

“Dan ternyata sentimen glibal lebih direspon pasar, sehingga membuat rupiah kian melemah. Makanya, pelaku pasar tetap diminta cermati sentimen yang ada yang mampu memengaruhi laju rupiah,” pungkas Reza. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid