Jakarta, Aktual.com – Saling ‘sikut’ di tubuh PT Pertamina (Persero) tampaknya bukan hanya isapan ‘jempol belaka’ hal ini telah diakui oleh banyak kalangan pengamat dan aktivis. Diantara fenomena yang paling kentara dari gejolak internal tersebut yakni adanya usulan perombakan struktur oleh Dewan Komisaris Pertamina.
Aktivis Suropati, Aditya Iskandar mengatakan intrik yang terjadi dengan penambahan Wakil Direktur Utama di struktur yang diinginkan Dewan Komisaris, sebagai upaya untuk menempatkan ‘orang-orangnya’ yang akan membagi-bagi faksi di dalam internal perusahaan plat merah itu.
“Wakil Direktur Utama itu tidak perlu dalam perubahan struktur Pertamina. Ini ada kepentingan-kepentingan dari kelompok tertentu untuk menempatkan orang-orangnya,” kata Aditya di Hotel Alia Cikini, Menteng Jakarta. Rabu (31/8).
Di sisi lain, jikapun perubahan tersebut atas dasar kepentingan lembaga, namun dari usulan yang ada, malah terlihat semakin tidak efisien.
“Direktur spesifikasinya ada di Pertamina. Jadi kalau ini ditinjau dari mobilitas struktur, malah semakin tidak efisen dan kerjanya juga nanti tidak optimal,” tandasnya.
Sementara Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman menduga perubahan struktur organisasi Pertamina tersebu akibat adanya pergesekan sebelum resuffle kabinet 27 juli 2016 antara Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Sebelum reshuffle itu, sempat terjadi desas-desus bahwa Dwi Soetjipto berupaya menduduki posisi orang nomor satu di Kementerian BUMN dengan cara menggeser Rini Soemarno.
“Bisa jadi perubahan struktur Pertamina ini diduga sebagai jalan untuk mengeser Dwi Soetjipto atau setidaknya menjepit posisinya sebagai wujud tanggapan atas tindakan yang pernah dilakukan Dwi,” tandas Yusri.
(Dadangsah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka