Wisatawan memadati kawasan padang pasir Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (21/7). Wisata gunung tersebut ramai dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri bertepatan dengan perayaan Yadnya Kasada. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nz/16

Jakarta, Aktual.com – Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) selama Juli 2016 mencapai rekor baru yaitu 1,03 juta kunjungan. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, mengalami kenaikan sebesar 20,24 persen. Dan dibanding Juli di tahun sebelumnya yang sebanyak 877,6 ribu atau naik 17,68 persen.

“Ini rekor baru selama satu bulan melampaui barrier satu juta yakni mencapai 1,03 juta kunjungan,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, di Jakarta, Kamis (1/9).

Hal ini terjadi, kata dia, setelah Kementerian Pariwisata banyak melakukan promosi ke berbagai negara, sehingga hasilnya mulai kelihatan.

“Jadi mereka itu terjadi karena adanya kampanye positif dari Kementerian Pariwisata dari destinasi yang ada,” ungkapnya.

Secara kumulatif antara Januari-Juli 2016, kata dia, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara itu itu mencapai 6,32 juta atau naik 7,64 persen dibanding jumlah kunjungan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Jumlah kunjungan wisman selama Juli ini, kata dia, terdiri atas wisman yang berkunjung melalui 19 pintu utama dan non 19 pintu utama.

“Melalui pintu utama sebanyak 968,2 ribu kunjungan dan di luar 19 pintu utama sebanyak 64,5 ribu kunjungan,” tutur dia.

Beberapa alasan kunjungan itu, misalnya, dari Australia karena di sana tengah terjadi musim dingin, sehingga membutuhkan cuaca seperti Indonesia yang panas. Begitu juga dari daerah Timur Tengah yang di sana terlalu panas, maka memilih Indonesia.

“Biasanya dari Arab itu banyak ke Eropa. Cuma memang di Eropa lagi banyak Islam phobia makanya larinya ke Indonesia,” ujar dia.

Kunjungan terbanyak tetap berasal dari China, kemudian Australia, Singapura, Malaysia, dan Jepang. “China menyumbang sebanyak 15,29 persen dengan jumlah pengunjung sebanyak 153 ribu,” pungkas Sasmito.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan