Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri), Wapres Jusuf Kalla (ketiga kiri), Ibu Mufidah Jusuf Kalla (keempat kiri) berjabat tangan dengan Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) saat acara silaturahmi Idul Fitri 1437 H dengan Pemimpin Lembaga Negara, Menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7). Dalam silaturahim tersebut hadir pula Pejabat Eselon I Kementerian Sekretariat Negara serta karyawan Kantor Staf Presiden. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/1Spt/6

Jakarta, Aktual.com – Aktivis Suropati, Aditya Iskandar kembali menyoroti proyek pembangunan kereta cepat oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno yang saat ini seakan luput dari perhatian publik. Namun kata Aditya, sesungguhnya proyek itu akan berakibat fatal dan membahayakan beberapa BUMN nasional.

Menurutnya, kebijakan Menteri Rini aneh dan terkesan dipaksakan seakan kebutuhan nasional, padahal proyek itu tidak sama sekali berimbas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain itu, jika dilihat dari strategi kebijakan pembangunan, rute yang akan ditempuh kereta tersebut dirasa tidak tepat, sebab mobilitas transportasi Jakarta-Bandung sudah terkoneksi dengan baik. Sehingga pembangunan kereta cepat itu dinilai sebagai proyek ngaco.

“Kebijakan Rini Soemarno aneh-aneh. Pembangunan kereta cepat itu bombastis. Klaim seolah-olah negara kita punya transportasi modern. Tapi dari segi kebijakan analisa, kita belum butuh. Terus sebenarnya mobilitas Bandung-Jakarta itu suda terkoneksi. Dia ngawur, ngaco,” kata Aditya kepada Aktual.com. Jumat (2/9).

Oleh karenanya dia menilai sosok Rini tidak mengerti arah kebijakan pembangunan BUMN hingga menempatkan BUMN Perbankan dalam keadaan terancam akibat pembiayaan proyek ambisius itu. Kemudian dengan tegas dia menuntut agar Rini dicopot dari jabatannya sebagai Menteri BUMN.

“Makanya saya minta Rini Soemarno ini cepat-cepat dicopot saja, bikin gaduh dan tidak produktif. BUMN juga tidak jelas strategi nasional. BUMN mau seperti apa dia nggak ngerti,” pungkasnya.

(Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka