Pekerja menurunkan muatan sapi impor dari Kapal Galloway Express Australia ke dalam truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (9/6). Sebanyak 3.876 ekor sapi tersebut merupakan bagian dari program impor daging sapi yang diharapkan bisa menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000/kilogram. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Investor asal Malaysia melalui Yayasan Basmi Kemiskinan Malaysia merencanakan berinvestasi penggemukan sapi di Kabupaten Rejanglebong dan Kepahiang, Provinsi Bengkulu.

“Keuntungan yang bisa diberikan untuk masyarakat adalah pemberdayaan sekaligus peluang kerja sama,” kata Delegasi Yayasan Basmi Kemiskinan (YBK) Malaysia, Zoel Ikhram saat pemaparan di Kantor Gubernur Bengkulu, Jumat (2/9).

Zoel mengatakan hasil survei awal pihaknya merencanakan wilayah Kabupaten Kepahiang dan Rejanglebong sebagai lokasi strategis untuk menjalankan program tersebut.

Produksi limbah pertanian holtikultura dan perkebunan di dua kabupaten itu merupakan sumber pakan pokok untuk penggemukan sapi.

“Penduduk bisa diberikan kerja sama pertanian, tentunya dengan kerja sama yang sama-sama menguntungkan,” ucapnya.

Wakil Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah yang menerima kedatangan investor asal Malaysia itu mengatakan sangat mendukung rencana investasi tersebut.

“Tidak ada yang sulit dalam perijinan investasi apalagi program yang ditawarkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Wagub.

Wagub menambahkan, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan menjadi target utama dalam menggaet investor ke daerah.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Bengkulu, Lierwan, investasi dari penanaman modal asing itu akan dikoordinasikan dengan BKPM pusat.

“Kami segera berkoordinasi dengan BKPM pusat untuk menindaklanjuti rencana investasi ini,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka