Jakarta, Aktual.com-Mantan Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, sekaligus Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi meminta Pertamina memberikan pertimbangan kepada Menteri BUMN, Rini Soemarno agar mengurungkan rencananya untuk membentuk holding dengan mencaplok PT PGN (Persero) Tbk.
Sebab menurut Fahmy, aksi koorporasi itu tidak tepat dan akan membahayakan PT (Pertamina) selaku National Oil Company (NOC). Dari itu Pertamina tidak boleh hanya diam menurut kemauan pemegang saham.
Sebagai pelaku bisnis, tentu direksi harus memahami situasi usaha yang tidak baik, lalu hendaknya kemudian memberi masukan destruktif kepada Menteri Rini agar ‘kesesatan’ perencanaan bisnis dapat tercerahkan.
“Pertamina harus segera mengakhiri masalah korporasi yang berkaitan dengan akuisisi PGN dan melepas PGE kepada PLN. Bahkan sebagai NOC tidak perlu bagi Pertamina berambisi menjadi Holding Energi karena lebih besar cost daripada benefit jika Pertamina memaksakan diri menjadi Holding Energi,” katanya kepada Aktual.com Minggu (4/9).
Sementara Menteri Rini pernah mengungkapkan pikirannya bahwa tujuan holding agar meningkatkan leverage perusahaan sebagai pertimbangan untuk memudahkan BUMN mendapat hutang dalam jumlah besar.
Melalui kata sambutannya yang diwakili oleh Sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro pada acara seminar ‘Sinergi BUMN’, Rini menjelaskan; dengan kemudahan mencari sumber pendanaan nantinya, dia yakin BUMN akan mampu berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan Indonesia.
“Holding ini meningkatkan kemampuan leverage BUMN untuk memperoleh pendanaan. Dengan holding kita harap dapat pendanaan dalam jumlah yang besar,” kata Rini, Kamis (11/8).
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta