Antrean kendaraan ke arah pintu keluar Brebes Timur, Brebes, Jawa Tengah (1/7). H-5 Lebaran pemudik mengalami kemacetan di jalan tol yang baru diresmikan tersebut hingga berjam-jam. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan memberlakukan sistem buka tutup untuk mengantisipasi kepadatan di jalan tol yang bermuara di Pintu Keluar Tol Brebes Timur atau Brexit pada masa libur Idul Adha 2016.

“Terdapat kegiatan lalu lintas yang menambah kepadatan ke sana (Brexit), karena itu kita lakukan pemecahan masalah yaitu mengatur kapasitas dengan sistem buka tutup,” kata Budi saat ditemui di Gedung MPR/DPR di Jakarta, Senin (5/9).

Terkait mekanismenya, Budi mengatakan sistem buka tutup akan diberlakukan apabila kepadatan atau antrean kendaraan mencapai lima kilometer.

“Kalau di Brexit sudah mencapai antrean lima kilometer, di Palimanan kita tutup, setelah itu terurai, kita buka lagi,” katanya.

Pasalnya, lanjut dia, di Palimanan terdapat sumbangan kepadatan dari Subang dan Majalengka, selain dari Jakarta lewat Pintu Tol Cikarang.

Menurut dia, dengan cara tersebut bisa memberikan pilihan kepada pengguna jalan tol, apakah menggunakan jalan tol atau menggunakan jalur alternatif.

Budi menambahkan jalur alternatif cenderung lebih lengang pada saat musim mudik Lebaran lalu, sehingga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat.

“Jalur Selatan pada saat kemarin (Lebaran 2016) relatif kosong, jadi masyarakat bisa menggunakannya,” katanya.

Dia juga sebelumnya mengatakan akan membatasi kendaraan dari Jakarta ke arah Timur atau Brexit.

“Dari masukan beberapa pemangku kepentingan, kita akan melakukan rekayasa lalu lintas, artinya kita akan melakukan suatu pembatasan bagi kendaraan yang akan menuju ke sana,” katanya.

Menurut Budi, tragedi Brexit pada Idul Fitri 2016 lalu disebabkan karena tidak adanya pembatasan, sehingga saat ini akan dilakukan pula pengalihan lalu lintas sebelum pintu keluar tol Brebes Timur.

Kedua, lanjut Budi, pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, baik itu Korlantas Polri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan lainnya untuk melakukan sosialisasi terkait pembatasan tersebut.

Terkait gerbang Tol Brexit yang cukup sempit, dia mengatakan saat ini tidak dimungkinan untuk melakukan pembongkaran dan pelebaran jalan.

“Kita belum punya waktu untuk menyelesaikan ‘outlet’ di sana, oleh karenanya kita lakukan rekayasa lalu lintas karena kapasitas itu sudah terbatas,” katanya.

Budi menjelaskan pembatasan jumlah kendaraan tersebut dimulai dari mulut tol sebelumnya, contohnya di Cikarang.

“Sehingga, ‘supply’ lalu lintas yang di sana akan dibatasi,” katanya.

Selain itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar juga akan membatasi operasi angkutan barang yang melintasi jalan-jalan utama pada 9-12 September 2016.

Terkait angkutan penumpang, dia akan Elamikan pembagian jalur di gerbang-gerbang tol yang dinilai padat.

“Misalnya gerbang tol di Cikarang Utama, tidak semua ya dibuka, dari 15 hanya 10 saja,” katanya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan siap mendukung rekayasa lalu lintas menghadapi libur panjang Idul Adha 12 September 2016 mendatang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono akan memberikan dukungan rekayasa lalu lintas berupa pemasangan Variable Message Sign (VMS) dan menyiapkan fasilitas putar balik (U-Turn) di dalam tol.

“Untuk rekayasa lalu lintas kami akan mendukung dari VMS-nya, informasi-informasi ‘U turn’ (putar balik) yang bisa kita lakukan akan kita lakukan sesuai dengan skenario dari Dirjen Perhubungan Darat atau Korlantas,” ujar Basuki.

Menurut dia, untuk jangka pendek saat ini hal yang paling memungkinkan untuk mengantisipasi terulangnya kemacetan parah pada mudik Lebaran 2016 lalu adalah dengan melakukan rekayasa lalu lintas, karena prasarana yang ada masih relatif sama dengan kondisi Lebaran lalu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Andri Yansah mengatakan pihaknya akan mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk keluar tol di wilayah DKI menuju Jawa Barat ataupun Jawa Tengah.

“Kalau seumpama ada macet di tol, harus diatur agar diperlambat, kita dapat informasi dari Korlantas seumpama sudah boleh maka kita ‘buka pintu’ dan ‘go’,” katanya.

Dia menyebutkan titik-titik yang menjadi perhatian kepadatan sebelum masuk pintu tol, yaitu wilayah Halim, Cawang Interchange, Jalan Rasuna Said dan Mampang.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan