Jakarta, Aktual.com – Wali Kota Lubuklinggau Prana Sohe mengatakan pendidikan karakter mendesak untuk segera diterapkan di sekolah untuk mencegah agar anak didik tidak terjerumus pada hal negatif.
“Pendidikan karakter mendesak untuk segera diterapkan, terutama di daerah kami,” ujar Prana dalam dialog Pendidikan Karakter di Kantor Pusat PGRI, Jakarta, Kamis (8/9).
Dia menjelaskan di kota yang dipimpinnya, penyalahgunaan narkoba tidak hanya oleh orang dewasa tetapi juga oleh anak-anak. Penyebab utamanya adalah tak adanya kegiatan selepas anak pulang sekolah.
Waktu luang tersebut dimanfaatkann sejumlah anak untuk nongkrong, yang kemudian malah menjerumuskan anak pada hal negatif seperti penyalahgunaan narkoba dan minuman keras. Semua itu dikarenakan sedikitnya ruang anak untuk mengaktualisasikan diri mereka.
“Di tempat kami dan juga daerah tetangga kami, Rejang Lebong, banyak anak yang kemudian mengisi waktu dengan minum minuman keras, malamnya mencari tempat kondangan yang ada dangdutannya,” katanya.
Hal tersebut, lanjut dia, sangat memprihatinkan. Jika terus dibiarkan maka mereka akan menjadi generasi yang jauh dari harapan bangsa ini.
“Kami akhirnya membuat kompetisi untuk anak-anak. Tujuannya agar mereka ada ruang untuk mengekspresikan diri mereka. Tapi ini tidak bisa menjangkau semua anak, untuk itu kami setuju dengan wacana sekolah sehari penuh sebagai sarana pendidikan karakter untuk anak,” jelas dia.
Pelaksana Tugas Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi, mengatakan pendidikan karakter merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pendidikan dan kebudayaan.
“Bahkan mejadi roh utama, penyelenggaraan proses belajar-mengajar di kelas, di sekolah. Sejatinya mutu pendidikan dimulai di kelas. Dari ruang kelas ini, interaksi edukatif, dialogis dan kritis terbangun antara guru dan peserta didik,” kata Unifah.
Meskipun demikian, Unifah meminta agar penerapan pendidikan karakter tersebut tidak diseragamkan namun disesuaikan dengan kondisi sekolah dan daerah.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid