Jakarta, Aktual.com – Pemerintah diminta tegas menyikapi laporan mengejutkan dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) mengenai adanya aliran dana dari negara asing ke Indonesia untuk pendanaan terorisme. Dalam laporannya, PPATK juga merilis negara-negara yang jadi sumber dana tersebut.
Fitrah Bukhari, Sekretaris DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menilai temuan PPATK seperti menjawab kecurigaan publik selama ini, bahwa terorisme di Indonesia didanai asing. Juga sengaja diciptakan dan dipelihara pihak-pihak tertentu untuk menangguk untung.
“Banyak yang mendapat untung dari isu terorisme di tengah keawaman publik terhadap isu-isu teroris, dengan memanfaatkan phobia publik pada terorisme”, kata Fitrah, dalam keterangan tertulis yang diterima Aktual.com, Sabtu (10/9).
Menurut dia, pemerintah harus tegas menyikapi temuan ini. Sebab dalam laporan itu ada temuan jika Indonesia diduga menjadi jembatan guna mengirim pasokan dana bagi pembiayaan teroris di negara lain. “Pemerintah dalam hal ini harus tegas,” ucap dia.
Langkah pertama, menurut Fitrah, PPATK harus bertindak mengajukan pemblokiran rekening yang terbukti digunakan menjadi penyimpan dana operasional bagi gerakan-gerakan teroris.
Bekerjasama dengan Kementerian Agama
Sambung Fitrah, Kementerian Agama, khususnya Kantor Urusan Agama (KUA) harus dilibatkan dalam upaya pemberantasan teroris.
Dalam temuan PPATK, salah satu modus yang dilakukan pelaku untuk pengiriman dana asing adalah lewat jalur pernikahan. Rekening si pasangan digunakan untuk pengiriman uang. “Hal ini harusnya dapat diantisipasi dengan meningkatkan pengawasan melalui KUA yang ada di kecamatan masing-masing,” ucap dia.
KUA dapat dilibatkan untuk melakukan mapping atau melaporkan pada pihak intelijen jika terdapat hal-hal yang mencurigakan di tengah-tengah masyarakat. “Perlu mengoptimalkan KUA sebagai ujung tombak Kementerian Agama yang paling bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: