Sejumlah Petugas dari Dinas Kebersihan membuang genangan air kedalam selokan saat hujan deras di kawasan Jl MH Thamrin, Jakarta, Rabu (20/7/2016). Tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan Sarinah membuat genangan disisi jalan dan trotoar. Agar tidak terjadi genangan petugas mengatasi aliran air hujan ke dalam selokan

Jakarta, Aktual.com – Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta mengatakan bahwa anggaran kebersihan bisa hemat 50 persen dari Rp2,5 triliun jika masyarakat mengurangi sampah dan melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.

“Wah separuh bisa efisiensinya, masyarakat itu contoh di luar negeri banyak yang sudah bersih-bersih, itu bukan karena dibersihkan, bersihnya karena tidak dikotori,” kata Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ali Maulana Hakim saat dihubungi wartawan, Jakarta, Sabtu (10/9).

Dia menuturkan pihaknya mengeluarkan banyak dana untuk memenuhi kebutuhan armada pengelolaan kebersihan dan memperkerjakan ribuan petugas harian lepas dengan upah minimum provinsi Rp3,1 juta.

Ali mengatakan armada yang dimiliki Dinas Kebersihan untuk pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan saat ini antara lain 1.400 an truk, 53 alat berat, 31 kendaraan penyapu jalan.

Selain itu, Dinas Kebersihan juga mempekerjakan sekitar 10 ribuan petugas harian lepas kebersihan.

Ali menekankan jika masyarakat dapat memilah dan mengurangi sampah serta menjaga kebersihan lingkungan, maka dapat dilakukan efisiensi anggaran sehingga tidak perlu menghabiskan banyak biaya untuk keperluan armada kebersihan dan petugas harian lepas.

“Saya cuma mau kasih gambaran begitu banyaknya orang, begitu besar atau banyaknya jumlah peralatan bisa bayangin tidak biayanya. Kalau masyarakat tidak buang sampah sembarangan, masyarakat mengurangi sampahnya, misalnya sudah mulai pakai sapu tangan tidak bawa tisu, sudah mulai bawa ‘tumbler’ (wadah minuman) ke mana-mana, tidak perlu beli minuman kaleng, buang sampah pada tempatnya, beli makanan itu pakai wadah tidak perlu minta kertas, beli belanjaan itu tidak perlu pakai plastik, beli sana bawa sendiri, biayanya bisa buat yang lain, kita bisa efisiensi separuhnya karena anggaran kita hampir Rp2,5 triliun Dinas Kebersihan semuanya setahun,” tuturnya.

Dia mencontohkan Singapura dan Jepang adalah negara dengan dengan lingkungan yang bersih karena masyarakatnya berperan aktif menjaga kebersihan dan tidak mengotori lingkungan.

“Kita misalnya satu hari mogok bersihkan sampah saja, semua waduk isinya sampah, di jalanan di kali sampah semua,” ujarnya.

Dia berharap masyarakat dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri dari sumbernya untuk menjaga kebersihan lingkungan.(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid