Mukomuko, Aktual.com — Khatib shalat Idul Adha 1437 Hijriyah di Masjid Darussalam Desa Medan Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu Mizan menyebut, melaksanakan shalat dan berkurban adalah tanda mensyukuri nikmat Allah SWT.
“Apabila kita bicara nikmat Allah, sungguh banyak yang telah diberikan kepada kita. Andaikan kita menghitung nikmat Allah yang diberikan, niscaya tidak dapat kita hitung meskipun menggunakan alat modern,” kata Ustad Mizan, Senin (12/9).
Nikmat yang banyak dari Allah itu telah disebutkan dalam surat Ibrani ayat 34 yang isinya “Jika kamu ingin menghirungkan nikmat Allah SWT yang diberikan kepadamu pastilah tidak dapat kita menghirungnya.”
Justru itu, menurutnya, sudah sepantasnya seluruh umat Islam harus pandai bersyukur terhadap semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Sebagaimana dalam surat Al-Kautsar ayat satu dan dua yang isinya “Sesungguhnya kami telah memberikan nikmat yang banyak, maka dirikan shalat dan kurban”.
Akan tetapi, katanya, mengapa sekarang ini sedikit sekali umat Islam yang mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan. Jawaban yang jujur dari pertanyaan itu karena kebanyakan umat Islam telah dikuasai oleh nafsu dan merasa tidak cukup dengan nikmat yang diberikan Allah.
Untuk itu, katanya, Rasulullah Muhammad SAW dalam hadisnya menyebutkan “Pandanglah kepada orang lebih rendah dari kamu, jangan laha kamu memandang orang diatas kamua Agar kamu tidak memandang kecil nikmat Allah yang diberikan kepada kamu.”
“Dalam kehidupan jangan melihat kehidupan orang diatas kita. Dan mari kita lihat masih banyak kehidupan dibawah kita agar kita dapat mensyukuri nikmat Allah.”
Kemudian, lanjutnya, tanda mensyukuri nikmat Allah yang kedua adalah kurban. rela berkurban bukan semudah apa yang diucapkan karena berkurban harus didoorong rasa cinta.
Sebagaimana pepatah mengatakan “Tiada beban tanapa derita, selalu beban bahagia tiada kurban tanpa cinta selain kurban yang sia-sia.
“Pepatah tersebut dapat kita buktikan kebenarannya bahwa seorang sorang ayah tidak rela berkurban untuk anak dan istrinya tanpa cinta. Begitu juga kisah putara Nabi Adam kabil dan habil mereka berkurban karena cintan.”
Selain itu, katanya, para pejuang mereka rela berkurban harta dan jiwa dan negara karena mereka cinta terhadap bangsa dan negara.
Kembali kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar mendapatkan anak yang sholeh Ismail yang rela berkurban demi menjalankan perintah Allah.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu