Jakarta, Aktual.com – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus memantau laju dana yang masuk dari program pengampunan pajak atau tax amnesty.
LPS berharap, dengan adanya dana-dana repatriasi ini ditambah dana-dana investor lainnya, pada akhirnya akan memengaruhi suku bunga perbankan, terutama suku bunga simpanan.
“Jadi program amnesti pajak ini terus kami pantau termasuk dana repatriasinya. Apalagi ekspektasi pasar cukup tinggi. Sehingga pada akhirnya akan menurunkan suku bunga pasar,” jelas Kepala Eksekutif Fauzi Ichsan, di kantornya Gedung LPS, Jakarta, Selasa (13/9).
Menurut Fauzi, dari prigram tax amnesty ini, repatriasi dana memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Justu hal lain yang lebih penting lagi adalah akan memicu optimisme pasar global terhadap Indonenesia. Sehingga akan berinvestais lebih besar lagi d Indonesia.
“Setelah ada tax amnesty, kita lihat arus modal yang masuk ke pasar saham dan pasar SBN meningkat. Karena optimisme pelaku pasar meningkat,” terang dia.
Karena, menurut dia, dengan adanya aliran modal yang masuk itu, rupiah kian stabil dan terjaga. Dengan terjaganya laju rupiah akan memengaruhi laju inflasi yang juga terjaga.
“Sehingga dengan kondisi itu, otomatis suku bunga acuan bank sentral dan suku bunga pasar juga bisa ikut turun. Itu yang kami harapkan,” jelas Fauzi.
Selain itu juga, LPS berharap dana repatriasi ini akan menggenjot likuiditas perbankan. Menurutnya, jika dana repatriasi yang masuk itu di-convert ke rupiah dan dana itu disuntikan ke sektor riil tentu akan berdampak ke likuiditas.
“Jadi, likuiditas dengan adanya tax amnesty ini memang tergantung juga pada aliran modal yang masuk. Karena, itu tadi, dipicu optimisme pelaku pasar,” tegasnya lagi.
LPS juga melihat, dengan adanya tax amnesty ini, korporasi yang telah melakukan deklarasi asetnya, secara otomatis akan memperkuat modal korporasi tersebut. Dan hal ini akan lebih positif bagi sektor keuangan.
“Dengan diperkuatnya modal korporasi di perusahaan itu, otomatis bisa meningkatkan leverage mereka. Dan mereka pun bisa menarik kredit yang lebih tinggi,” pungkas dia.(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid