Jakarta, Aktual.com – Bank syariah perlu dukungan pemerintah. Hingga kini pertumbuhan ekonomi syariah, terutama perbankan, masih sangat rendah. Kalah jauh dari sektor perbankan nasional.
Agar bisa lebih tumbuh, pemerintah disarankan lebih memberi ruang bagi perbankan syariah untuk terlibat membiayai proyek-proyek APBN. “Dengan begitu akan menaikkan status bank syariah menjadi bank operasional,” tutur pengamat ekonomi syariah dari IPB, Irvan S. Beik, di Jakarta, Selasa (13/9).
Sejauh ini, menurut dia dukungan pemerintah terhadap perbankan syariah masih rendah dan kurang optimal. Padahal yang diperlukan bukan hanya pertumbuhan tinggi. Tapi juga pertumbuhan exponensial. “Alias pertumbuhan sangat-sangat tinggi,” kata dia.
Meskipun industri syariah berkembang baik, namun pada dua tahun terakhir terjadi perlambatan. Bahkan tahun lalu, khusus perbankan syariah, tumbuh hanya delapan persen. “Angka ini terendah dalam satu dekade terakhir,” ucap Irvan.
Sambung dia, kendati melambat, sektor-sektor lain justru berkembang. Contoh di sektor riil syariah. Untuk industri makanan halal, pertumbuhannya rata-rata sebesar 12-15 persen per tahun. Demikian pula industri obat-obatan halal, ekonomi kreatif syariah sampai pada pariwisata syariah pertumbuhannya relatif bagus.
Jadi yang melambat hanya perbankan dan keuangan syariah. Namun sektor riilnya justru berkembang dengan kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi dua kali lipat. “Dibandingkan pertumbuhan ekonomi konvensional,” ungkap dia.
Namun demikian, dia juga berharap, bank-bank pelat merah yang mempunyai anak usaha bank syariah harus bisa menyuntik modal lebih besar lagi agar kian berdaya saing tinggi. “Sehingga mereka bisa ikut membiayai proyek APBN. Karena selama ini, dukungan pemerintah menurut saya masih kurang optimal,” ucap Irvan. (Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh: